Seo Services
Seo Services

Marius, Putra Terbaik Republik Romawi

Desember 22, 2016
Tokoh yang satu ini sangat berbeda dengan tokoh Romawi lainnya. dengan rekor 7 kali menjadi konsul dan memenangkan banyak perang, dia merupakan Negarawan dan Jendral terbaik yang dimiliki oleh Republik. tidak hanya itu, namanya identik dengan reformasi besar yang membuat militer Romawi begitu ampuh. namun sosok Gaius Marius jarang dikenal oleh umum karena kontroversi asal-usulnya. dia bukan orang Romawi.
Paintings of Gaius Marius
Perhatikan wajahnya, Gaius Marius memang bukan sosok Romawi pada umumnya

Sebaik apapun sistem kewarganegaraan Romawi, pada praktiknya selalu ada diskriminasi terutama pada posisi tertinggi pemerintahan. keluarga Gaius Marius secara hukum sudah diakui sebagai warga negara tetapi asal mereka dari kota dan daerah yang bukan wilayah asli Romawi membuat mereka dilihat sebagai penduduk "asing". pada saat itu orang seperti Marius umumnya bekerja sebagai buruh lepas, peternak, pemilik kedai, atau pelaku ekonomi lainnya.

Hanya saja garis tangan membawa Marius muda untuk naik ke level teratas pemerintahan. berawal dari dibukanya lowongan menjadi prajurit untuk berperang di wilayah Numantia (Spanyol). sebagai pemuda yang sudah berumur ia menjawab panggilan tersebut untuk melunasi kewajibannya. setelah lunas maka pemuda sepertinya bisa hidup bebas tanpa harus terganggu lagi dengan panggilan militer.

Di Numantia, Marius membuktikan dirinya sebagai pemberani dan pekerja keras. kemampuannya di atas rata-rata rekannya dan hal ini begitu terlihat ketika suatu kali rombongannya disergap. ia mampu mengalahkan petarung lawan dalam duel satu lawan satu. kejadian tersebut disaksikan oleh Scipio Africanus, Konsul Romawi yang paling kesohor. beragam tanda jasa didapatkan Marius tetapi ada satu pujian yang membuat hidupnya berubah halauan.

Dalam suatu pertemuan antar petinggi militer ada seorang pejabat dari Roma yang setengah bercanda setengah memuji bertanya kepada Scipio Africanus, dimana harus mencari sosok yang dapat menggantikan sang Jendral (Konsul) apabila ia pensiun. tanpa disangka Scipio menepuk-nepuk pundak Marius lalu berkata, "mungkin pada dirinya?"

Begitu cemerlang kariernya sehingga Scipio memujinya seperti itu. bukan hanya karena kemampuan fisik tetapi juga karena Marius mendukung penuh reformasi militer gagasan Scipio. ketika itu perang Punic sudah berakhir dan Romawi begitu berlimpah kekayaan sehingga banyak legiuner dan perwira yang menjadi malas dan gemuk dengan harta. sangat sulit memaksa mereka agar mau menjalani disiplin prajurit yang jauh dari kemewahan.
inside Roman barrack
Situasi di dalam barak garnisun Romawi dimana legiuner menghabiskan masa dinasnya

Sebagai perwira Marius betul-betul tinggal di barak sesuai aturan dan berbagi kesusahan dengan pasukannya. bawahannya yang tidak puas sekalipun tidak berani mengeluh sebab pimpinannya hidup dalam kondisi yang sama dengan mereka. hal ini membuat Marius disayang oleh Scipio. tetapi hal ini segera berakhir karena menjadi prajurit di era Republik Romawi bukanlah sebuah profesi melainkan sebuah bentuk pajak badan kepada negara.

Legiun-nya dibubarkan setelah perang Numantia berakhir dan ia pun kembali pada pekerjaannya semula. hanya saja karena kepopulerannya akibat dari jasa-jasanya dan kedekatan dengan nama besar Scipio membuat Marius dijagokan sebagai calon wakil rakyat. dengan sponsor dari Metellus seorang pembesar di kotanya Marius berhasil mendapatkan posisi tersebut. janji kampanye yang membuatnya terpilih adalah perbaikan terhadap proses voting yang rawan kecurangan.

Pada saat itu warga yang masuk ke bilik suara untuk voting rawan diikuti oleh oknum politikus senior yang kemudian menghasut, mengancam atau memaksa agar memilih sesuai dengan keinginan mereka. rencana Marius adalah dengan membuat gang dan bilik suara yang hanya muat untuk 1 orang sehingga oknum politikus tidak bisa lagi mengganggu warga. rencana Marius dengan segera mendapat pertentangan dari politikus senior yang dirugikan.

Tidak kurang dari Konsul yang pada waktu itu setara dengan Presiden dan Panglima besar turun tangan dan menghasut Senat (DPR) agar membatalkan rancangan kebijakan Marius. sebagai minoritas dalam perpolitikan Romawi tidak akan ada yang akan mendukung atau membela Marius. tetapi tidak seperti politikus muda pada umumnya yang biasanya tunduk ketika menghadapi seniornya, Marius justru mendatangi sidang tersebut dan mengamuk hebat.

Marius mengancam akan memenjarakan Konsul karena melakukan intervensi politik yang melanggar konstitusi. ia kemudian menyeret sponsornya sendiri yakni Metellus dengan tuduhan bersekongkol dengan sang Konsul. pada akhirnya Senat mengalah daripada memicu keributan besar. nama Marius pun meroket sebagai politikus yang bernyali, bersih, tidak bisa diintimidasi dan bisa diandalkan untuk melawan pengaruh keluarga politikus senior yang merajalela.
Gaius Marius statue
Marius ketika sudah berumur menggambarkan sosoknya yang galak, tegas dan pemberani

Namun tidak lama kemudian reputasi itu hancur ketika Marius melawan kebijakan pembagian surplus panen gratis untuk rakyat. ia menilai bahwa ekonomi negara akan dirugikan dengan kebijakan tersebut sehingga menentangnya. kebijakan tersebut berhenti dan Marius menjadi sosok yang tidak disukai. namun ia justru mendapat pujian dari politikus karena membuktikan diri sebagai seorang negarawan, bukan sekedar pencari ketenaran dan popularitas

Sayangnya hal ini tidak cukup untuk membuat Marius terpilih kembali. ia gagal mendapatkan kenaikan posisi ataupun mendapat jabatan yang sama. ia hanya berhasil mendapatkan jabatan rendahan di daerah, itupun setelah didera dengan kasus suap. hal tersebut merupakan buah dari sakit hati lawan-lawan politisnya. begitu takut mereka dengan Marius sehingga ketika seorang sahabatnya hadir di tempat voting mereka menuduhnya melakukan politik uang.

Marius diseret ke pengadilan tetapi kemudian dibebaskan karena tidak terbukti. hal yang lucu mengingat politik uang pada saat itu sudah menjadi rahasia umum. semua politikus melakukannya walaupun dilarang tetapi tidak ada yang mau melaporkannya karena takut menjadi musuh para politikus besar yang terlalu berkuasa. justru Marius yang dikenal jujur yang harus menghadapi pengadilan karena tuduhan tersebut.

Selesai urusan pengadilan Marius beranjak ke Hispania, Spanyol sebagai tempat tugasnya. tidak banyak politikus yang mau dikirim ke sana karena daerahnya tergolong miskin sehingga sulit untuk memperkaya diri. belum lagi keamanan selalu menjadi masalah karena suku-suku asli di Hispania menganggap pencurian adalah tindakan yang berani dan terpuji dalam tradisi mereka. dalam situasi seperti ini Marius justru berkembang.

Kerja kerasnya, gaya hidupnya yang sederhana, tidak korup dan sifatnya yang blak-blakan membuatnya dipercaya oleh rakyat dan bawahan. kepemimpinannya begitu efektif sehingga namanya kembali naik daun. hal ini membuat Marius yang berasal dari kalangan minoritas mampu menikahi seorang gadis dari keluarga berpengaruh. pernikahan tersebut membuat statusnya terangkat menjadi lebih sederajat dengan keluarga pembesar Romawi lainnya.

Pada saat itu Romawi dilanda konflik melawan Jugurtha, pangeran dari Numidia yang merebut takhta dari saudaranya yang terpaksa melarikan diri ke Roma. Romawi terpaksa turun tangan untuk mengembalikan kerajaan sekutunya tersebut kepada pihak yang paling berhak. namun Jugurtha bukan lawan sembarangan. ia pernah ikut perang bersama Romawi di bawah Scipio dan merupakan mantan kawan seperjuangan Marius.
coin with Jugurtha face
Koin dengan wajah Jugurtha, menegaskan catatan yang menyebutkannya sebagai ganteng dan atletis

Pernah bertempur bersama Romawi, Jugurtha sangat paham dengan masalah kronis yang dimiliki oleh Republik, yaitu korupsi. ketika saudaranya melapor ke Senat, utusan Jugurtha juga datang dengan sejumlah besar sogokan. Senat menjadi ragu dan memutuskan membuat dewan khusus untuk memutuskan masalah. 10 orang anggota dewan kembali disogok oleh Jugurtha sehingga masalah selesai dengan pembagian kerajaan kepada Jugurtha dan saudaranya.

Tentunya Jugurtha mendapatkan lahan yang jauh lebih subur sebagai terima kasih dari dewan khusus. masalah tampak selesai tetapi tidak lama Jugurtha kembali menyerang saudaranya untuk menyatukan kerajaannya yang terpecah. saudarnya kembali lari ke Roma dan ibukotanya diserang habis-habisan oleh Jugurtha, mereka hampir direbut apabila pedagang Italy yang juga mantan legiuner tidak tanggap untuk menutup gerbang kota dan menjaga tembok pertahanan.

Jugurtha menawarkan kebebasan untuk warga yang menyerah tetapi ketika gerbang dibuka, semua pedagang Italy ditumpas habis. kematian mereka menyulut kemarahan rakyat Roma yang menuntut perang. Senat akhirnya memutuskan untuk perang dan sejumlah legiun dikirim untuk menumpas Jugurtha. tetapi lawan mereka begitu lihai, ia sudah menyogok para pejabat di pesisir Afrika sehingga banyak yang diam-diam mendukungnya.

Karena itu pasukannya bisa bergerilya dengan bebas tanpa harus disulitkan dengan logistik karena ia bisa mendapatkannya dari kota sekutu Romawi sekalipun. menghadapi perang gerilya kavaleri Jugurtha, Konsul yang dikirim kelelahan lalu menerima utusan Jugurtha yang membawa hadiah kuda, gajah dan harta. konflik berakhir dengan perjanjian yang merugikan Romawi, muncul isu bahwa sang Konsul sudah disuap oleh Jugurtha.

Tidak terima dengan perjanjian tersebut, Senat memanggil Jugurtha ke Roma untuk klarifikasi. bukan hanya berani untuk datang tetapi sebelum urusan selesai Jugurtha sudah membuat masalah dengan menyewa pembunuh bayaran dan membunuh salah seorang saudaranya yang bersembunyi di Roma. akhirnya ia diusir dari Roma dan Senat yang malu bukan kepalang segera memutuskan untuk perang. mereka memilih Metellus sebagai Konsul.

Metellus yang sama dengan mantan sponsor Marius yang pernah berselisih tetapi hubungan mereka sudah membaik. pada kesempatan yang sama Marius terpilih sebagai Legate atau wakil Konsul karena pengalaman militer dan reputasi politiknya. memang pada waktu itu Senat hampir selalu memasangkan kombinasi pimpinan dan wakil yang kurang bersahabat pada puncak kepemimpinan militer untuk menghindari persekongkolan.
Jugurthine war
Infantri Romawi kesulitan beradaptasi dengan perang gerilya ala pejuang Numidia

Pasangan tersebut dikenal bersih sehingga diharapkan tidak bisa dibeli oleh Jugurtha. hanya saja jalannya perang tidak berlangsung sesuai dengan yang keinginan mereka. Jugurtha terus menggunakan taktik gerilya dan menolak memberikan perang yang menentukan. menghadapi lawan yang selalu lari dan menyerang di titik lain, Metellus berusaha menjepit wilayah lawan sedikit demi sedikit untuk mengunci ruang gerak kavaleri Jugurtha.

Tetapi Jugurtha sulit untuk dikejar, mengharapkan perang yang cepat Metellus menyerang kota Zama yang menjadi basis dari Jugurtha. Marius memimpin sepasukan kecil untuk menyerang kota lainnya untuk menyita logistik lawan. Jugurtha berusaha menjebak tetapi Marius mampu keluar dari jepitan kavaleri dan warga kota serta prajurit yang mengamuk. ia juga membebaskan camp Metellus yang diserang ketika pasukan utama sibuk menyerang kota Zama.

Melihat kota Zama hampir jatuh Jugurtha menyerang habis-habisan dari belakang dan Metellus mundur karena menghadapi lawan di 2 sisi sekaligus. pasukan Romawi kehilangan momentum dan kembali kepada rencana semula. di sini Marius menjadi tidak senang. ia merasa bisa menyudahi perang dengan strategi yang lebih aktif. pendapat tersebut ia kirim ke Senat dan menjadi bahan perdebatan karena Marius dianggap lebih berpengalaman dibanding Metellus.

Sebagai pribadi yang memang suka mengemukakan pendapatnya, Marius mengklaim sanggup memenangkan perang dalam waktu yang singkat dan dengan pasukan yang lebih sedikit. hal yang sama diungkapkan kepada para pedagang yang bertamu di camp mereka. rakyat Roma pun turut mendengarnya sehingga Marius menjadi sosok yang ramai diperbincangkan karena terkesan lebih menjanjikan daripada sang Konsul yang tampak tidak kompeten.

Metellus meradang mendengarnya, padahal ia siap mendukung Marius sebagai Konsul di masa depan bersama dengan anaknya tetapi ocehan Marius membuatnya hubungan mereka retak. sementara itu Metellus mencoba memaksa Jugurtha ke meja perundingan. gayung bersambut, Jugurtha bersedia berunding. tapi naas lagi-lagi itu hanya jebakan. ketika mereka lengah, Jugurtha merekrut pasukan baru dan memicu pemberontakan di kota Vaga.

Terkejut dan marah Metellus segera membalas. dengan cerdik ia menggunakan kavaleri kesukuan Numidia yang baru menyerah untuk menyerang kota Vaga. melihat kavaleri Numidia penduduk kota mengira bahwa yang datang adalah pasukan Jugurtha. ketika pintu kota dibukakan, semua pemberontak ditumpas habis oleh pasukan Romawi yang ikut masuk ke dalam kota. Jugurtha kehilangan sejumlah besar prajurit dan terpaksa bersembunyi di pedalaman.

Kemenangan di Vaga yang begitu brillian dan cepat membuat nama Metellus kembali naik daun. begitu baik namanya terangkat sehingga kembali terpilih sebagai Konsul dan pada saat itu Marius yang sudah meminta agar diperbolehkan pulang untuk mengikuti pemilihan akhirnya diizinkan pulang. pikir Metellus ia bisa menyudahi perang dan menangkap Jugurtha dalam 1 tahun. ada cukup waktu sebelum Marius bisa terpilih sebagai Konsul.

Di Roma Marius segera aktif berkampanye untuk mendapatkan posisi Konsul. pada awalnya ia tidak ingin mengincar posisi rekannya tetapi hadangan politisi yang tidak suka dengannya karena bukan orang Romawi asli membuatnya terpaksa mengorbankan reputasi Metellus. karena 1-1nya hal konkrit yang bisa dijual adalah cerita dirinya sebagai perwira yang tidak korup (Marius) melawan pemimpin yang tidak kompeten (Metellus).
jugurtha plateau
Dataran tinggi Jugurtha, dinamakan karena digunakan olehnya dalam gerilya melawan Romawi

Rakyat mempercayainya karena Metellus tampak kesulitan dalam memenangkan perang Jugurtha. pada 107 BC Marius terpilih sebagai Konsul dan langsung dihadang oleh Senat yang meniadakan perang terhadap provinsi Afrika Utara. Marius kehilangan alasan untuk berperang. Senat tidak rela ada kaum minoritas yang berkuasa tetapi Marius melawan dengan menggelar referendum istimewa menanyakan siapa yang rakyat percaya untuk memimpin perang di Jugurtha.

Hasil referendum memenangkan Marius dan Senat terpaksa tunduk. ini adalah kemenangan mutlak bagi kubu Marius. masih di medan perang Metellus meradang ketika mendengar posisinya digantikan oleh Marius. begitu marah sehingga Metellus tidak bersedia bertemu ketika terjadi pergantian komando. menurutnya kemenangan sudah di depan mata dan Marius mengambil kehormatan tersebut dari dirinya. tetapi di luar dugaan Jugrutha masih alot.

Jugurtha menjalin hubungan dengan kerajaan Mauretania sehingga pasukan dan ruang geraknya bertambah. Marius mengambil alih komando dan segera memenangkan beberapa perang melalui jebakan secara spektakuler. Jugurtha melarikan diri dan kehilangan banyak pasukan tetapi Marius sadar ia tidak bisa mendapatkan perang yang menentukan. harapan kemenangan cepat semakin tipis dan masa Konsulnya hampir habis mengejar Jugurtha di padang Afrika Utara yang luas.

Kebuntuan baru berakhir ketika Sulla, yakni Legate bagi Marius merebut kesempatan emas ketika raja Mauretania yang juga mertua Jugurtha akhirnya mencoba menjalin hubungan. setelah beberapa kekalahan sang raja tidak melihat keuntungan jangka panjang dari perang melawan Romawi. Sulla bersedia mengambil risiko besar dan pergi berunding ke wilayah lawan. sampai di sana raja Mauretania masih ragu, apakah hendak mengorbankan Jugurtha atau Sulla.

Sulla berhasil meyakinkan Mauretania dan akhirnya Jugurtha ditangkap. Marius sebagai pimpinan secara tradisional dianggap berhak menerima kehormatan tetapi Sulla merasa jasanya yang paling besar sehingga sempat menimbulkan kegaduhan antar kubu. namun secara mengejutkan Marius mendapatkan kabar dari Roma bahwa ia mendapatkan jabatan Konsul nya yang ke 2. padahal ia tidak mencalonkan diri ataupun berkampanye.

Permusuhan dengan Marius dikesamping oleh Senat karena adanya ancaman lain yang lebih dahsyat. orang Cimbri dari utara datang menerjang ke selatan tanpa bisa dibendung. ketika Marius sibuk berperang di Afrika Utara, orang Cimbri mengalahkan 2 pasukan Romawi yang menjaga Italy. bermula di Noreia ketika usaha Romawi untuk menjebak ternyata bocor yang berakibat pasukan Romawi justru dihancurkan oleh kesukuan Cimbri yang mengamuk.
Cimbri Germanic People
Migrasi suku besar Cimbri berdarah Jerman ke Italy sudah berjalan secara besar-besaran

Apabila pada awalnya suku Cimbri agak takut-takut dengan Romawi karena mendengar banyak kisah kekuatan militer Romawi dari suku-suku lainnya, setelah pertempuran di Noreia mitos kesakitan Romawi musnah sudah. suku besar Cimbri bergabung dengan suku lainnya menjadi semakin berani mengarah ke selatan. terjadi beberapa pertempuran kecil dimana Romawi bertahan tetapi faktor jumlah dan kepemimpinan yang lemah membuat prajurit Roma menjadi korban.

Untuk mengatasi ini Roma membentuk sebuah pasukan besar. tidak tanggung-tanggung 100 ribu prajurit dipimpin oleh 2 orang Konsul sekaligus. Romawi memilih tempat di Arausio yang memiliki sungai besar. tetapi dari awal sudah ada masalah, Konsul yang satu merasa derajatnya lebih tinggi sehingga menolak membantu dan hendak memenangkan perangnya sendiri. hal ini terjadi karena Konsul yang satunya lagi adalah pria seperti Gaius, bukan orang asli Romawi.

Akibatnya 80 ribu jiwa prajurit Romawi melayang dalam pertempuran karena kekonyolan seorang Konsul yang menolak membantu dan bertempur sebagai sebuah kesatuan militer. kelemahan ini segera diketahui oleh orang Cimbri dan dimanfaatkan dengan mengalahkan pasukan Romawi satu per satu. hampir semua legiuner menjadi korban, sulit melarikan diri karena terhalang oleh sungai akibat dari perencanaan strategi yang tidak matang.

Kekalahan tersebut mengejutkan semua orang di seluruh penjuru Italy. puluhan ribu prajurit yang terbunuh berarti puluhan ribu keluarga kehilangan anggota keluarganya. jeritan, tangisan, kepanikan dan aroma kehancuran Republik begitu terasa. suasana mencekam seperti penyerbuan Hannibal puluhan tahun yang lalu dimana Romawi nyaris hancur. dahulu ada Scipio Africanus, sekarang hanya ada Konsul abal-abal yang hanya nama besar tanpa kemampuan.

Bayangkan betapa marahnya rakyat Romawi ketika tahu bahwa kekalahan tersebut bersumber dari seorang Konsul yang tidak kompeten dan tidak mau bekerja sama. Senat menjadi sasaran kemarahan karena memaksakan tokoh yang tidak kompeten sebagai Konsul. di tengah kebingungan hanya ada 1 jalan keluar, yakni seorang Konsul yang terbukti kompeten dalam memenangkan perang.
Victory parade over Jugurtha
Jugurtha diarak di jalanan kota Roma lalu dieksekusi beberapa hari kemudian dalam penjara

Marius tiba di Roma sebagai Konsul yang kembali terpilih. bersamaan dengan kedatangannya ia melakukan parade kemenangan atas perang Jugurtha dengan megah dan meriah. semua rakyat kota ikut dalam luapan kegembiraan tersebut yang memuaskan dahaga mereka yang haus akan kemenangan. tetapi Marius sendiri cukup khawatir dengan situasi perang yang pastinya gawat sehingga Senat mau memilihnya padahal masih bermusuhan.

Perseteruan antara Marius dan Senat memang tidak main-main. untuk membendung kaum minoritas yang terlalu populer sepertinya, Senat sampai merasa perlu untuk membuat aturan bahwa Konsul yang sama bisa dipilih kembali setelah masa 10 tahun. juga ditambahkan lagi bahwa tidak boleh menjadi Konsul selama 2 tahun berturut-turut. namun situasinya demikian mendesak sehingga aturan tersebut dilanggar demi keselamatan Republik.

Lawan memang berat, orang Cimbri telah menggabungkan diri dengan suku-suku lainnya dan sekarang berjumlah sekitar setengah juta orang.  selain dari jumlah yang fantastis mereka juga sudah terbiasa dengan strategi militer Romawi sehingga menjadi musuh yang jauh lebih sulit dikalahkan. tidak lagi seperti orang barbar, banyak yang sudah memiliki perlengkapan tempur lengkap hasil dari rampasan perang melawan Romawi.

Menghadapi semua itu, Romawi justru kehabisan prajurit. bersambung ke Reformasi Besar Romawi & Pasukan Keledai Marius


Marius, Putra Terbaik Republik Romawi Marius, Putra Terbaik Republik Romawi Reviewed by pkn4all on Desember 22, 2016 Rating: 5

Kejayaan Bangsa Pengungsi Bernama ROMAWI

November 22, 2016
Ada suatu pemukiman kecil di sisi sungai Tiber yang subur namun penuh dengan nyamuk. jumlah penduduknya tidak besar dan kebanyakan berprofesi sebagai peternak atau peladang tradisional. hanya ada 2 hal yang mereka khawatirkan yakni serbuan orang barbar dari utara dan cuaca buruk yang mengganggu hasil panen. sekilas kampung bernama Roma tidak terlihat sebagai tempat berdirinya sebuah bangsa yang memiliki masa depan yang luar biasa.
Statue of Romulus Remus and the she wolf
Romulus dan Remus pendiri kota Roma dalam mitologi bangsa Romawi

Perbedaannya semakin nyata apabila dibandingkan dengan peradaban lain di sekitaran laut Mediterania. Kerajaan Mesir dan Persia sudah menikmati kebudayaan tinggi dan kompleks selama ribuan tahun dan menjadi superpower dunia kuno. tetangganya Yunani juga sudah berkembang pesat dengan pemikiran seperti demokrasi atau karya sastra sekelas Iliad. pada saat itu Romawi hanya bisa menjadi pengekor kerajaan yang lebih maju.

Ketika "300" Sparta bertahan dari serangan Persia di abad ke 5 BC, penduduk Roma masih sibuk melakukan perang antar petani dengan rebutan sapi sebagai hadiah. ketika Alexander the great berhasil mengalahkan Persia yang membawa pasukan nyaris 10x lebih besar darinya lalu melakukan ekspansi hingga ke India di abad ke 4 BC, kota Roma justru dihancurkan oleh invasi suku barbar yang masih dianggap primitif.

Bisa dikatakan Romawi bukan siapa-siapa pada waktu itu. jangankan meraih kegemilangan besar seperti raja Macedonia, sekedar melindungi diri melawan suku barbar saja tidak sanggup. tapi uniknya hanya dalam waktu 100 tahun Romawi menjelma menjadi superpower yang tiada bandingannya. potensi perkembangan dan kekuatan Romawi di segala bidang tampak tidak terbatas dan baru meredup ribuan tahun setelahnya.
the extent of Roman empire
Romawi di puncak kejayaannya pada abad ke 2 meliputi semua peradaban kuno di belahan bumi eropa

Lho kok bisa? bagaimana sebuah komunitas petani dan peternak yang terbelakang bisa tiba-tiba melompat menjadi sebuah kekuatan superpower?

Jawabnya akan terdengar sangat sederhana, yakni kewarganegaraan yang juga diberikan kepada bangsa asing yang menginginkannya.

Sejak awal berdirinya kota Roma psikis penduduknya sudah berbeda dengan bangsa lain di sekitarnya. apabila peradaban lain cenderung mengakui diri mereka sebagai pribumi atau penduduk asli dari suatu wilayah sejak diciptakan oleh dewa-dewa ribuan tahun lalu, orang Romawi tidak memiliki klaim atau pandangan yang sama mengenai asal usulnya dan wilayah yang ditempatinya.

Dalam mitologi Romulus dan Remus yang menjadi pendiri kota Roma dikisahkan sebagai anak-anak terbuang. hal yang sama terjadi pada klaim asal usul yang lebih romantis bahwa Romawi berasal dari garis keturunan penduduk kota Troya yang melarikan diri setelah kalah perang melawan Yunani. masyarakat Roma mempercayai bahwa mereka berasal dari kaum  terbuang, pelarian atau pengungsi yang mencoba bertahan hidup di tempat asing.

Karena itu walaupun pada awalnya Romawi mengikuti corak yunani dengan model kerajaan, tetapi kemudian secara natural mengubah diri dengan pemerintahan republik. mereka merasa pede dengan perbedaan yang mereka miliki dan menyadari betul bahwa nenek moyangnya adalah kaum terbuang sehingga Roma membuka diri terhadap semua orang yang bernasib sama yang hendak mencari tempat perlindungan dan membuka lembaran hidup baru.
Cincinnatus receiving envoy from roman senate
Lukisan tokoh Cincinnatus yang menggambarkan Romawi sebagai masyarakat agraris

Tidak seperti bangsa lainnya dimana kewarganegaraan adalah hal yang hampir sakral dan hanya didapatkan dari keturunan atau kelahiran, Romawi memberikan status warga negara kepada semua orang yang menginginkannya dengan syarat yang lunak. mereka tidak takut terhadap loyalitas mendua, bagi Romawi kesamaan kepentingan dan tujuan jauh lebih menjamin daripada kesetiaan hanya karena faktor keturunan pribumi semata.

Semua warga romawi apapun asal usulnya dan tempat kelahirannya berhak menerima perlindungan hukum, sistem peradilan terbuka, kesempatan usaha dan hak berpolitik. bahkan kepada tahanan sekalipun seorang warga Roma dijamin tidak akan menerima kekerasan, siksaan, eksekusi ataupun penahanan sebelum menjalani peradilan. hal ini cukup revolusioner apabila dibandingkan dengan hukum kerajaan dimana rakyat dianggap sebagai objek milik penguasa.

Kebaikan di atas hanya perlu dibayar dengan menjadi warga yang patuh hukum dan sebuah janji. "ketika Republik diserang, anda mau membantu untuk mempertahankannya."

Begitu banyak benefit dan murahnya "harga" yang ditawarkan membuat banyak masyarakat yang terusir dari tempat asalnya berakhir di Roma. bukan hanya masyarakat kelas bawah tetapi termasuk juga kaum cendikiawan dan bekas bangsawan yang dimusuhi di tempat asalnya. keberadaan mereka membuat Roma mampu mengejar banyak ketertinggalan di sektor pendidikan, seni dan sastra.

Sedangkan kaum pekerja baik ahli ataupun tidak akan berkontribusi pada sektor ekonomi, hiburan serta pelayanan masyarakat. lalu generasi muda akan menerima latihan militer sebagai bagian dari pendidikan sebagai persiapan untuk mempertahankan diri dari serangan bangsa lain. kebijakan buka pintu yang mereka lakukan begitu menguatkan Romawi hingga fondasi sebuah peradaban besar bisa selesai dalam waktu singkat.
early roman cavalry
Kavaleri Romawi bukan bangsawan tetapi berasal dari kelas sosial atas yang mampu membeli seekor kuda

Kebijakan yang sama juga berpengaruh pada corak peperangan yang mereka lakukan. kembali ke ilustrasi petani, apabila dahulu mereka berperang setiap musim panen yang kekurangan untuk rebutan panen dan sapi tetangganya. sekarang tidak hanya gontok-gontokan lalu selesai bawa lari sapi tetapi setelahnya mereka akan mengajak tetangganya untuk bergabung bersama mereka.

"Gimana kalau situ ikut jadi Romawi saja? jadi kita tidak usah perang tiap tahun gtu lho. tahun depan kita perang melawan si kasar dari kampung sebelah sungai saja, sapi nya gemuk-gemuk.."

Kewarganegaraan Romawi juga diberikan kepada bekas musuh-musuhnya. tentu ada syaratnya yakni dengan menuntaskan dinas militer terlebih dahulu barulah mendapatkan kewarganegaraan baik setengah atau penuh. tetapi hal yang tampaknya kecil ini akan membawa dampak yang sangat besar.

Pada umumnya bangsa yang kalah perang akan diperlakukan sebagai sapi perah yang dijajah di tanah kelahirannya sendiri. hal ini membuat risiko pemberontakan selalu tinggi, ketika penguasa lemah maka bangsa yang dijajah akan merebut kekuasaan lalu memerdekakan diri. ini adalah siklus bangkit dan tenggelamnya kerajaan atau bangsa sejak jaman prasejarah.

Romawi memutus mata rantai tersebut dengan memanjangkan tangannya kepada pihak yang dikalahkan dalam perang. asalkan bukan lawan politis, tidak berstatus budak atau bermasalah secara hukum maka mereka berkesempatan untuk menjadi warga negara Romawi. hal ini membuat populasi yang dikalahkan tidak akan sibuk berkomplot untuk memberontak karena diperlakukan sederajat dan bisa memulai lembaran baru dalam hidup.

Pada kebanyakan kasus masyarakat kelas bawah bekas kerajaan yang dikalahkan justru memiliki kesempatan hidup yang lebih baik di bawah pemerintahan republik. karena itu banyak yang melupakan loyalitasnya terhadap kerajaan lama. hal ini membuat bangsawan kerajaan lama yang berniat memberontak impoten karena tidak memiliki dukungan masyarakat luas yang bisa digerakkan untuk melakukan perebutan kekuasaan.
roman republic army
Kemampuan militer Romawi terus membesar seiringan dengan pertambahan populasi dari wilayah taklukan

Bagi Romawi bukan hanya soal keamanan dari pemberontakan yang membuat perkembangannya semakin optimal, perpanjangan tangan terhadap mantan lawan juga sangat menguntungkan dari sisi militer. setiap suku yang menerima ajakan Romawi akan mengirimkan generasi muda mereka untuk menjalani dinas militer. karena itu setelah perang Romawi justru memiliki lebih banyak prajurit yang bisa digerakkan dalam kampanye militer.

Berbeda dengan kerajaan lain dimana prajurit haruslah suku asli bangsanya, romawi mengambil prajurit dari setiap suku yang menjadi warga negara, baik itu suku asli Roma ataupun suku asing yang baru saja dikalahkan dalam perang. dengan pelatihan menjadi Legiuner generasi muda mantan lawan akan terbiasa dengan budaya, cara hidup dan pemikiran Romawi sehingga semakin mantap menjadi warga negara republik yang loyal dan bisa diandalkan.

Sekali menang membuat populasi dan militernya bertambah. 100x menang maka kelipatannya hampir 100x juga. ini adalah sulap ala Romawi. asalkan bisa terus menerus menang maka Romawi terus bertambah kuat dan besar.

Lalu apa rahasianya sampai Romawi bisa terus menerus menang?

Well... sebenarnya romawi cukup banyak menderita kekalahan. untuk soal ini Republik dan gaya militernya yang bukan kasta kesatria tetapi mengandalkan pada citizen soldier terbukti menjadi senjata makan tuan karena terlalu idealis. faktanya mereka yang sehari-hari bekerja sebagai petani atau filusuf ketika diharapkan menjadi prajurit dan jendral dalam perang akibatnya bisa fatal.

Ditambah lagi dengan kebijakan pergantian konsul yang juga pemimpin militer disertai dengan perekrutan prajurit untuk dinas militer baru membuat keahlian tempur mereka selalu dalam kondisi tidak optimal. terlatih ya, tetapi jarang berpengalaman. legiun baru mengandalkan pada para veteran yang secara sukarela mengambil masa dinas lagi tetapi jumlahnya tidak besar karena di era republik prajurit karier masih belum berkembang.

Kemampuan Romawi yang bisa dibilang payah itu terus menerus menjadi mangsa pasukan yang berjumlah lebih kecil dan lebih buruk perlengkapannya tetapi memiliki pengalaman tempur dan kepemimpinan militer yang prima. seperti pada Perang Punic 2 Romawi begitu frustasi karena jumlah dan kualitas militer mereka yang superior ternyata tidak mampu melawan pasukan Hannibal yang berjumlah lebih kecil dari mereka.
Battle of Cannae
Di Cannae 70 ribu Legiuner Romawi menjadi korban dalam 1 hari, angka yang tidak pernah terulang lagi dalam sejarah

Tetapi ada hal yang tidak dimiliki oleh bangsa lainnya yang pada akhirnya membuat Romawi unggul. sejarah menuliskan bahwa Romawi di era Republik tidak jaya dengan mengalahkan lawan yang jauh lebih besar darinya seperti Alexander the Great. Romawi menjadi jaya karena tidak pernah kehabisan prajurit walaupun terus menerus dikalahkan oleh lawan yang lebih hebat darinya.

Perang melawan Hannibal memakan puluhan ribu demi puluhan ribu pasukan Romawi pada setiap kekalahan. nyaris 100 ribu per tahun warga Romawi menjadi korban dalam perang. sebuah jumlah yang fantastis, kekalahan yang teramat besar bahkan di jaman modern sekalipun. bagi bangsa manapun kekalahan semacam itu hampir pasti menandakan kehancuran sebuah bangsa. tetapi Romawi mengalami 3x kekalahan serupa berturut-turut namun tetap kokoh berdiri.

Setiap kehilangan 100 ribu prajurit warga Roma mampu menghimpun 100 ribu lagi untuk berperang di tahun berikutnya. kemampuan ini adalah hasil dari kebijakan buka pintu dan kewarganegaraannya yang berjalan dengan sangat baik. kedua hal tersebut menyebabkan kekuatan SDM Romawi begitu superior karena tidak hanya mengandalkan pada suku asli, kawan dan sekutu tetapi juga mantan lawan yang menjadi warga negara.

Begitu dahsyat SDM Romawi sehingga pada waktu yang bersamaan dengan kekalahan terbesar mereka, Roma masih mampu menjalankan perang di 3 tempat lainnya melawan kerajaan yang berbeda. militer Romawi bagaikan mesin perang yang terus bangkit dari kematian walaupun terus menerus dikalahkan dengan telak. hal ini membuat lawan-lawannya kelelahan karena tidak mampu mengimbangi jumlah lawan yang tampak tidak pernah habis.

Mungkin pernyataan Raja Pyrrus dari Epirus sebelum era Perang Punic ketika Romawi masih kekuatan kecil di Italy paling menggambarkan situasi ini. ketika itu sang raja baru saja menang perang ke 2 melawan Romawi. ada yang mengucapkan selamat dan mendoakan semoga ia bisa menang lagi melawan Roma. tetapi Pyrrus justru menjawab, "Kemenangan seperti ini sekali lagi akan membuat kita semua hancur."
pyrrus of epirus battling roman
Barisan Phalanx profesional Yunani (kanan) melawan warga-prajurit Romawi

Sebutan Pyrric Victory lahir dari kejadian tersebut. kemenangan Pyrrus atas Romawi begitu menelan korban jiwa di pihaknya sehingga basis kekuatannya berkurang secara drastis. prajurit terlatih miliknya tidak diciptakan dalam waktu singkat sedangkan Romawi tampak tidak pernah kehabisan penduduk untuk dijadikan prajurit. suatu kemampuan yang fenomenal padahal pada era tersebut Republik Romawi masih dianggap kekuatan kecil yang belum diperhitungkan

Republik menjadi besar karena membuka diri terhadap pengungsi dan pelarian tetapi lambat laun fakta ini dilupakan oleh mereka. pada masa imperium Romawi semakin menutup diri dan berlaku eksklusif, menerima suku pelarian hanya untuk menjadikan mereka prajurit tetapi tidak berlaku adil terhadap populasi mereka yang tidak diterima sebagai bagian dari kependudukan Romawi. ketidakpuasan menjadi tinggi karena diperlakukan sebagai warga negara kelas dua.

Pada masa berikutnya kewarganegaraan romawi semakin sulit diperoleh, bahkan beberapa suku besar tidak pernah ditawarkan karena dianggap terlalu asing. hal ini membuat suku-suku tersebut bersatu dengan membentuk konfederasi yang kemudian mengancam imperium Romawi. akhirnya modal kekayaan dan populasi dari jaman republik habis lalu imperium harus terpecah karena konflik perbatasan yang menyerap habis sumber daya mereka.

Ironisnya sejarah hampir kembali terulang. dewasa ini eropa, amerika dan negara lainnya cenderung melakukan hal yang sama terhadap para pengungsi. padahal dengan menutup pintu, mereka sama saja menolak bantuan tenaga yang datang dan justru memberikannya kepada musuh. pengungsi yang ditolak tidak punya lagi tujuan dan karenanya mudah memendam kebencian sehingga mudah diperalat untuk tindakan aksi radikal dan terorisme.

Dalam hal ini mungkin dunia perlu kembali belajar dari kisah awal sekumpulan masyarakat pelarian dan pengungsi yang bernama Romawi. bagaimana mereka berjaya karena menerima kaum terbuang, pelarian dan pengungsi dengan tangan terbuka. dan bagaimana mereka hancur karena menolak.


Kejayaan Bangsa Pengungsi Bernama ROMAWI Kejayaan Bangsa Pengungsi Bernama ROMAWI Reviewed by pkn4all on November 22, 2016 Rating: 5

Cup-Bearer, Pembawa Gelas Kerajaan yang memiliki pengaruh setara Perdana Menteri

Oktober 28, 2016
Penguasa di eropa dan persia selalu memiliki seorang cup-bearer untuk membawakan minuman dan gelas favoritnya kemanapun mereka pergi. sekilas terlihat sebagai profesi yang nggak penting. hanya membawa gelas dan menuangkan minuman, memang untuk raja tetapi tidak terlihat rumit atau membutuhkan keahlian khusus. tetapi catatan sejarah menyebutkan bahwa profesi tersebut adalah salah satu posisi penting dan berpengaruh dalam struktur kerajaan.

Tugas sebenarnya dari seorang cup-bearer adalah melindungi rajanya dari ancaman racun. karena itu dapur kerajaan berada dalam pengawasannya baik secara langsung ataupun dengan bantuan asistennya. urusan who, what, where, when, how dalam persiapan dan proses memasak selalu menjadi perhatiannya. tidak luput juga soal kesehatan juru masak, kebersihan dapur hingga rasa dan tampilan dari masakan.
silver goblet in a medieval feast
Cup, Goblet atau Chalice yang berarti cawan atau gelas menjadi bagian dari nama profesinya

Demikian penting fungsi dari seorang cup-bearer sehingga pada abad pertengahan mereka biasa dipilih dari bangsawan kelas menengah. status yang disandang membuat perintah dan kekuasaannya tidak disangsikan oleh pekerja istana yang menjadi bawahannya. uniknya lukisan era renaissance seringkali memperlihatkan sosok cup-bearer sebagai anak kecil, wanita atau budak. padahal profesi yang asli disandang oleh golongan ningrat yang cukup terpandang.

Tidak hanya bergelut di dapur sang bangsawan pembawa gelas juga ikut serta kemananpun sang raja pergi. sesuai prosedur raja tidak akan minum dari gelas selain dari yang sudah disiapkan untuknya. apabila ada pemberian ketika berkunjung ke luar istana maka sang cup-bearer akan mencobanya terlebih dahulu sebelum dinikmati oleh sang raja. hanya minuman dan makanan yang berada di bawah pengawasannya yang dianggap bersih dari racun.

Raja sangat bergantung pada cup-bearer untuk menyediakan semua kebutuhan perutnya. demikian tergantung sehingga pada pagi hari sekalipun sebelum memulai aktivitas ia akan mengganjal perut dengan makanan dan minuman yang sudah disiapkan oleh cup-bearer di malam sebelumnya. hanya pada saat tersebut sang raja makan tanpa ditemani oleh sang pembawa gelas. selanjutnya sang cup-bearer akan selalu berada di sisinya sepanjang hari.

Seorang cup-bearer lumrah ikut serta dalam berbagai kegiatan kerajaan, entah itu berkuda, berburu, mendengarkan sidang kenegaraan atau ketika mengadakan kunjungan kerja. selain dari menyiapkan makanan ketika tiba jam makan, ia juga siap sedia untuk menawarkan minuman penyegar dan kudapan favorit sang raja ketika dibutuhkan. tugasnya baru berakhir ketika jamuan makan malam selesai dan raja sudah beristirahat di kamar tidurnya.
medieval feast
Suasana jamuan makan ala feodal pada abad pertengahan di eropa

Dalam melakukan tugas utamanya cup-bearer lebih mengandalkan pada inderanya daripada alat bantu seperti sendok perak. ia akan memeriksa makanan atau minuman sebiasanya dari aroma, perubahan warna, atau tampilan sebelum dicobanya sendiri. setelahnya ia akan menimbang apakah terjadi perubahan pada dirinya seperti pusing, mual-mual atau gejala sakit lainnya yang bisa mengindikasikan adanya racun atau zat berbahaya lainnya.

Ia hanya berharap ada cukup waktu baginya untuk menyadari adanya masalah pada makanan atau minuman sebelum dihidangkan kepada raja. untuk meminimalisir risiko ia mencoba minuman seperti anggur di pagi hari ketika masih ada cukup waktu untuk mempertimbangkan kebersihan dari minuman tersebut. apabila dinilai aman maka ia akan membawa bekal minum seperlunya dan bisa menuangkannya kepada raja tanpa perlu mencicipinya lagi.

Sedangkan untuk makanan tidak bisa tidak memang harus dicicipi sesaat sebelum dihidangkan. tetapi dalam hal ini ia tidak sendiri melainkan dibantu oleh juru masak serta regu dapur dalam memastikan keamanan dari bahan makanan dan proses masak yang menjadi tanggung jawab dapur kerajaan.

Seiring dengan waktu dan sifat dari tugasnya yang menyangkut hidup-mati sang raja serta adanya kesempatan untuk selalu berada di dekatnya membuat hubungan mereka terjalin dengan akrab. bukan lagi sekedar pembawa gelas atau detektor racun berjalan, cup-bearer menjelma menjadi sahabat terdekatnya. hanya kepadanya sang raja bisa bergosip, berdiskusi atau ngedumel persoalan pribadi tanpa perlu diketahui oleh siapapun.
ganymede offering wine to zeus in eagle form
Zeus menjadi elang dan menculik Ganymede, pemuda terganteng untuk dijadikan cup-bearer, mengungkap sisi lain dari  profesi ini

Peran sebagai orang kepercayaan dan penyimpan rahasia membuat cup-bearer lebih dekat dengan sang raja dibandingkan dengan keluarga kerajaan sekalipun. bahkan seorang ratu tidak menikmati tingkat kepercayaan yang sama karena dianggap berpotensi mewakili kepentingan politik keluarga, klan, atau bangsanya sendiri. karena itu di dalam istana tidak ada orang lain yang bisikannya demikian didengarkan oleh sang raja daripada sang pembawa gelas.

Manfaat dari adanya pihak kedua yang bisa dimintai opini membuat penguasa yang masih muda lumrah mengambil cup-bearer yang lebih berumur. selain dari jaminan pengalaman atau senioritas dalam bertugas mereka juga berguna sebagai penasihat atau mentor pribadi bagi sang raja. konseling mereka bisa membuat sang raja muda terhindar dari kesalahan pemula yang bisa merugikan posisinya.

Tanpa disadari setiap keputusan besar-kecil yang dibuat oleh seorang raja tidak lepas dari campur tangan dari si pembawa gelas yang selalu ada di dekatnya. keraguan di muka mereka akan membuat sang raja menimbang ulang keputusannya sedangkan keyakinan mereka membuat sang raja mantap dalam memutuskan suatu perkara. demikian profesi yang terdengar rendahan bisa menjelma menjadi tangan kanan yang begitu berharga bagi sang raja.

Bersamaan dengan kepercayaan maka datang berbagai posisi penting yang bisa dipercayakan kepadanya. karena di jaman feodal jabatan tidak dipegang atas dasar kompetensi atau kemampuan tetapi atas dasar kepercayaan bahwa orang yang diangkat betulan akan melayani kepentingan sang raja dengan sepenuh hati. hal ini membuat cup-bearer dianggap ideal untuk memegang posisi penting atas nama raja apabila diperlukan.
Nehemiah the cupbearer to persian king
Nehemiah, dari seorang terbuang menjadi cup-bearer bagi raja Persia, atas alasan pribadi ia diangkat sebagai gubernur dengan kepercayaan penuh selama belasan tahun

Secara politis posisi mereka termasuk netral dalam struktur kerajaan feodal. sebagai orang terdekat di sisi raja banyak pihak baik kawan ataupun lawan politis yang berusaha menjalin hubungan baik dengannya agar bisa membisiki hal-hal positif tentang mereka kepada sang raja. karena itu cup-bearer secara universal disukai oleh semua pihak di istana sehingga nasibnya relatif bebas dari konflik kecuali dari pesaing yang menginginkan posisi yang sama.

Namun profesi mereka bukan tanpa risiko. maut dalam bentuk racun bisa menjemput secara tiba-tiba dan segala pengalaman mereka tidak akan banyak menolong. mereka bisa membekali diri dengan anti-racun atau antidote yang dipercaya berkhasiat tetapi tanpa mengetahui racun apa yang digunakan maka kemanjurannya dipertanyakan. karena itu ketika sudah berumur mereka memilih pensiun lalu melatih dan mengawasi generasi baru cup-bearer dengan kompetensi yang sama.

Walaupun tidak lagi memangku jabatan cup-bearer tetapi pengaruhnya tidak banyak berkurang selama raja yang sama masih berkuasa. sang mantan pembawa gelas terus menjadi orang terdekat yang paling dipercaya raja untuk berdiskusi atau mendapatkan pendapat dalam mengurus persoalan negara.

Mungkin satu-satunya musuh selain dari racun adalah kebodohan dari sang raja itu sendiri. penguasa sering tertarik dengan makanan atau minuman eksotis yang dipersembahkan kepadanya oleh utusan atau saudagar asing. sesuatu yang belum pernah dicoba memang memiliki keasyikannya sendiri tetapi belum tentu bersahabat dengan bakteri di perut. hal ini bisa membuat cup-bearer merana karena siksaan diare dan gangguan pencernaan lainnya.


Cup-Bearer, Pembawa Gelas Kerajaan yang memiliki pengaruh setara Perdana Menteri Cup-Bearer, Pembawa Gelas Kerajaan yang memiliki pengaruh setara Perdana Menteri Reviewed by pkn4all on Oktober 28, 2016 Rating: 5

Makan Enak, Gaji Besar, Tinggal di Istana, Tapi Jarang Ada yang Mau, Kisah Food Taster Kerajaan

Oktober 05, 2016
Penguasa yang mengaku dirinya sebagai jelmaan dewa sekalipun tetap butuh makan dan minum layaknya manusia biasa. untuk mencukupi kebutuhan tersebut beragam bahan makanan terbaik dari seluruh penjuru negeri akan disiapkan untuknya. dibuat dari bahan terjamin dan diolah oleh regu dapur yang terpercaya. pokoknya bukan sekedar sehat tapi juga maknyuss... tetapi bagi para penguasa urusan makan bukan sekedar rasa ataupun selera.
qing dynasty civil officer
Pegawai kekaisaran yang menjadi pekerja di belakang layar untuk memenuhi semua kebutuhan istana

Raja atau kaisar selalu memiliki lawan politik yang secara diam-diam iri dengan kekuasaannya dan mengharapkannya lenyap. karena itu ancaman dan potensi kecurangan pihak lawan selalu ada dalam pikiran penguasa, baik yang berasal dari luar ataupun dari dalam keluarganya sendiri. mereka yang berhati-hati akan selalu mengkhawatirkan adanya racun pada setiap makanan dan minuman yang disiapkan untuknya.

Sebagai solusi beberapa prosedur dijalankan seperti keharusan bagi juru masak untuk memakan masakannya sebelum disajikan kepada penguasa. selain untuk mengetes rasa prosedur ini juga berguna sebagai membuktikan tidak adanya racun pada masakan tersebut. tugas tersebut kemudian diberikan kepada rumah tangga ratu karena juru masak tidak memiliki kekuatan politis dan sarat menjadi korban dalam intrik politik kerajaan.

Hal di atas membuat rumah tangga sang ratu bertanggung jawab penuh untuk menyiapkan semua makanan untuk sang raja. ketika makan sang ratu akan lebih dulu mencicipi lauk yang ada di hadapan sang raja sebagai pembuktian bahwa makanan layak dikonsumsi dan yang terpenting bebas dari racun. baru kemudian raja akan minum lalu menikmati hiburan musik, tarian atau ngobrol selama beberapa saat sebelum menyentuh makanan tersebut.
ottoman sultan feasting with janissaries
Sultan Ottoman bersama korps Janissaries-nya yang menjadi rumah tangga kesultanan

Alasannya tidak lain untuk memperhatikan apakah sang ratu tampak normal ataukah ada gejala keracunan makanan. apabila sang ratu terlihat pusing atau pucat maka acara makan tersebut akan dihentikan, lalu akan ada koki yang sangat ketakutan sepanjang malam berharap cemas sang ratu hanya migrain biasa. karena kalau tidak kepalanya bisa copot karena dicurigai berniat jahat.

Hanya para raja yang betul-betul perhatian dengan prosedur makan di atas yang terbebas dari usaha pemberian racun oleh lawan-lawan politiknya. namun praktik ini tidak selalu populer karena membutuhkan sosok ratu yang terpercaya padahal seorang raja lumrah menikah dengan keluarga lawan politik atau bangsa lainnya untuk memelihara kedamaian. akibatnya ratu sekalipun belum tentu bisa dipercaya penuh karena memiliki kepentingan politisnya sendiri.

Selain dari hal di atas banyak juga raja yang tidak tega melihat ratu yang menjadi pasangan hidupnya, ibu dari anak-anaknya menjadi kelinci percobaan setiap kali ada acara santap makan. kebiasaan ini juga tidak praktis karena rombongan ratu harus selalu ikut kemanapun raja harus pergi jauh hanya untuk mengurusi urusan makanan. kebiasaan ini kemudian dirubah, tugas masak diberikan kepada rumah tangga raja yang membentuk dapur kerajaan.
korean royal couple
Tidak selalu formal dan kaku, pasangan kerajaan banyak juga yang cair dan penuh kehangatan

Adanya dapur kerajaan yang menempel pada rumah tangga sang raja mendorong berkembangnya posisi tester makanan profesional atau food taster. mereka adalah individu pilihan yang dapat mendeteksi racun atau hal yang tidak normal pada suatu makanan atau minuman. selain dari memiliki modal kemampuan di atas mereka juga dipilih berdasarkan dari potensi kemungkinan berniat jahat terhadap penguasa.

Hal-hal seperti apakah para taster memiliki hubungan dengan lawan politik, berasal dari keluarga yang pernah dihukum oleh kerajaan, atau latar belakang kehidupannya sampai dengan titik tersebut akan diperiksa oleh biro keamanan. faktor yang tidak ilmiah pun turut menyumbang peran, seperti tanggal kelahiran lalu penerawangan menurut ahli zodiak, dsb-nya. karena menyangkut hidup mati seorang penguasa maka pengecekan akan dilakukan semaksimal mungkin.

Demikian ketat sehingga seorang calon taster bisa gagal hanya karena ia memiliki tahi lalat di area tertentu di wajah yang membuatnya dinilai mudah berbohong oleh ahli baca wajah. kemudian seluruh aspek kehidupan para taster mulai dari gaji, status sosial, kehidupan keluarga dan masa depannya dibuat sangat tergantung dengan diri sang penguasa secara pribadi. andaikata sang kaisar jatuh sakit bukan hanya pekerjaan dan gaji para taster yang dipertaruhkan tapi juga nyawa.

Sebagai profesional para calon taster akan merangkak dari level terbawah sebagai bagian dari anggota dapur kerajaan untuk mempelajari tentang teknik memasak dan dunia kuliner kerajaan secara umum. ia akan mempelajari semua seluk beluk tentang isi dapur luar dan dalam. tempat penyimpanan, tempat cuci, area masak, beserta siapa-siapa yang bertugas dan bertanggung jawab.
medieval royal kitchen
Suasana persiapan makanan di dapur kerajaan eropa pada abad pertengahan

Bagi mereka yang mendapatkan posisi prestisius sebagai taster kerajaan maka pekerjaan dimulai dengan supervisi terhadap bahan makanan yang masuk ke dapur. mereka akan menilai apakah sayur, daging, telur, buah, kecap, saus, bumbu lainnya masih segar dan layak dimasak. hal ini menyangkut tampilan, aroma dan rasa. kemudian ia atau asistennya akan mengawasi proses masak untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.

Setelah masakan siap barulah mereka sebagai taster melalui ketajaman indera pengecapan dan penciuman yang di atas rata-rata mencicipi masakan tersebut secara langsung. mereka dituntut mampu mendeteksi perbedaan rasa yang paling ringan sekalipun. tidak hanya sebagai pendeteksi racun mereka juga memiliki tugas lain seperti mensensor masakan yang boleh dan tidak boleh dimakan oleh sang raja.

Pemilihan makanan dilakukan berdasarkan dari pedoman yang dibuat oleh dokter kerajaan. misalnya, apabila pagi ini sang penguasa sedang tidak enak perutnya maka makanan yang terlalu asam dan pedas akan ditolak oleh taster yang bertugas agar jangan sampai secara tidak sengaja termakan. mereka menjadi benteng terakhir apabila dapur kerajaan lalai dalam mengikuti petunjuk atau ketika bagian dapur sengaja dibiarkan tidak tahu karena faktor kerahasiaan.
china dynasty tea ceremony
Upacara minum teh yang juga tidak luput dari pengawasan para taster untuk melindungi pribadi kaisar

Ketika santap makan dimulai para taster akan berdiri di lorong dekat pintu ruangan santap makan lalu mencegat rombongan pelayan pembawa makanan satu per satu. mereka hanya punya waktu beberapa detik untuk melihat, mencium dan mencoba makanan tersebut. seketika itu para taster harus bisa memutuskan apakah makanan tersebut diperbolehkan masuk atau ditolak.

Walaupun makan enak dan bergaji besar serta jaminan hidup dengan status sosial tinggal tetapi hanya yang paling berani yang mau mengambil pekerjaan ini. karena di istana selalu ada intrik politik yang mencoba peruntungan dengan meracuni sang penguasa. hal ini membuat tingkat kematian para taster pada beberapa masa konflik cukup tinggi.

Untuk menghadapi racun para taster mempersenjatai diri dengan sendok atau sumpit yang terbuat dari perak yang dapat mendeteksi beberapa jenis racun melalui perubahan warna. namun lidah dan penciuman mereka adalah senjata yang paling utama. sayangnya lidah adanya di mulut dan racun yang sudah ada di mulut kemungkinan sudah memiliki dosis yang cukup untuk membuat sakit atau membunuh taster naas tersebut.

Pada masa konflik suksesi yang terjadi di beberapa dinasti china dan korea para taster kerajaan memiliki harapan hidup sekitar 3 tahun dalam tugas. selain sebagai bukti bahwa usaha pembunuhan memang selalu nyata, tingginya tingkat kematian tersebut juga terjadi karena para taster bekerja dalam sebuah tim. memang lebih cermat tetapi adanya satu racun akan berakibat fatal bagi semua taster yang bertugas di hari yang sama.
korean royal family eating scene
Keluarga kerajaan memiliki etiket tidak formal untuk mencicipi makanan dan minuman sebelum dinikmati sang raja

Kondisi selalu berubah racun berkembang menjadi jenis yang tidak langsung mematikan. racun jangka panjang diberikan dalam dosis yang jauh lebih kecil sehingga tidak mudah terdeteksi. dibutuhkan waktu beberapa bulan sampai tahunan agar dapat mematikan korbannya. sekilas terlihat gak "ampuh" tetapi justru hebatnya di situ karena jejaknya tidak terlihat. korban tampak seperti sakit-sakitan secara wajar dan tidak meninggal secara mendadak.

Ironisnya racun jenis baru ini justru membuat para taster kerajaan memiliki umur lebih panjang karena mereka tidak bertugas setiap hari dan karenanya terindar dari memakan racun yang sama setiap hari. sehatnya para taster juga menjadi indikasi keliru bahwa sang kaisar kemungkinan jatuh sakit beneran dan bukan karena diracun.

Untungnya racun jenis ini tidak praktis dan sulit dilakukan karena harus terus menerus diberikan sehingga risikonya lebih besar bagi pelaku untuk tertangkap tangan. oleh karena itu racun model "sekali kena langsung KO" masih terus diminati karena hanya membutuhkan satu kali kesempatan atau kelalaian dari bagian dapur untuk bisa masuk ke dalam hidangan sang raja. karena itu tugas dari para taster tidak pernah lepas dari bahaya.


Makan Enak, Gaji Besar, Tinggal di Istana, Tapi Jarang Ada yang Mau, Kisah Food Taster Kerajaan Makan Enak, Gaji Besar, Tinggal di Istana, Tapi Jarang Ada yang Mau, Kisah Food Taster Kerajaan Reviewed by pkn4all on Oktober 05, 2016 Rating: 5

Kopi, Minuman Setan Yang Menjadi Kesukaan Manusia

September 13, 2016

Tumpukkan pekerjaan yang masih belum sering kali membuat orang memutuskan untuk bergadang untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai deadline. Bergadang tidaklah mudah. Mengantuk menjadi rintangan utama. Trik yang sering dilakukan untuk dapat menyiasati ngantuk adalah dengan minum kopi. Mayoritas masyarakat menganggap kopi sebagai minuman penahan kantuk, meskipun sebenarnya kopi juga dapat diminum kapan saja dan dimana saja.

Kopi yang sekarang dapat dinikmati masyarakat termasuk ke dalam minuman kuno. Hal ini karena kopi telah ada sejak berabad yang lalu, meskipun belum dapat diketahui secara pasti angka tahunnya. Menurut cerita yang beredar, biji kopi pertama kali ditemukan di hutan dataran tinggi Ethiopia oleh pengembala kambing yang bernama Kaldi. Ia mengamati bahwa setelah makan buah dari pohon tertentu (kopi), kambingnya menjadi begitu energik dan mereka tidak ingin tidur di malam hari. Kemudian ia melaporkan temuaanya itu kepada kepala biara setempat yang mencoba untuk membuat minuman dari buah tersebut. Para biarawan menemukan fakta bahwa setelah mereka meminum minuman tersebut mereka dapat terjaga untuk berdoa berjam – jam pada malam hari. Semenjak ini berita penemuan tanaman yang disebut kopi ini mulai santer terdengar ke seluru pelosok.
Perkembangan budidaya dan perdagangan kopi secara modern dimulai di Semenanjung Arab. Pada abad ke-15 M, kopi ditanam di kawasan Yaman Saudi dan pada abad ke-16 mulai dikenal di Persia, Mesir, Suriah, dan Turki. Kopi tidak hanya dinikmati di rumah, tetapi juga di banyak rumah kopi publik (kedai kopi)  yang disebut qahveh khaneh, yang mulai muncul di kota-kota di seluruh Timur Dekat. Popularitas rumah kopi sanagat terkenal, orang-orang yang sering berkunjung tidak hanya sekadar minum kopi, tetapi juga terlibat dalam percakapan, mendengarkan musik, menonton pemain, bermain catur dan kegiatan sosial lainnya. Rumah kopi dengan cepat menjadi seperti pusat penting bagi pertukaran informasi. Oleh karena ribuan peziarah dari seluruh dunia mengunjungi kota suci Mekkah setiap tahun keberadaan rumah kopi ini menyebar.
Wisatawan Eropa yang berkunjung ke Timur Dekat membawa cerita kopi ketika pulang. Tidak mudah agar kopi diterima masyarakat Eropa. Ada kecurigaan dan ketakutan bahwa kopi adalah minuman setan karena warnanya yang hitam dan rasanya yang pahit. Para ulama setempat mengutuknya, ketika kopi mulai masuk ke Venesia pada tahun 1615. Kontroversi begitu besar sehingga Paus Clement VIII diminta untuk campur tangan. Dia memutuskan untuk mencicipi minuman tersebut sebelum membuat keputusan, dan menemukan bahwa kopi sangat nikmat.

Terlepas dari kontroversi tersebut, rumah - rumah kopi dengan cepat menjadi pusat aktivitas sosial dan komunikasi di kota - kota besar Inggris, Austria, Perancis, Jerman dan Belanda. Di Inggris "penny university" bermunculan, disebut demikian karena dengan uang sepeser pun orang bisa membeli secangkir kopi dan terlibat percakapan yang seru.
Seiring berjalannya waktu dan ditemukaannya berbagai “dunia baru” maka kopi benar – benar tersebar ke seluruh penjuru dunia. Bahkan kopi telah menjadi minuman primer untuk menggantikan sarapan. Orang lebih menyukai kopi daripada bir dan anggur, karena kopi dianggap lebih sehat dan dapat memberikan energi. Kini, rumah atau kedai kopi dapat ditemukan di setiao sudut jalan dan di pasar di setiap kota besar di seluruh dunia. Kopi juga dapat dinikmati oleh setiap orang tanpa memandang ras, agama, budaya, perawakan, gender dan status sosial ekonomi.

Berbagai produsen dan merek kopi bermunculan. Mulai yang murah hingga mahal. Beberapa negara di dunia menjadikan produk kopi sebagai salah satu andalan perekonomiannya. Termasuk Indonesia yang tekenal akan kopi luwak nya. 
Kopi, Minuman Setan Yang Menjadi Kesukaan Manusia Kopi, Minuman Setan Yang Menjadi Kesukaan Manusia Reviewed by pkn4all on September 13, 2016 Rating: 5

Ternyata Samurai Berperang Tanpa Perlu Mencabut Pedangnya..

September 09, 2016
Samurai begitu identik dengan pedang sampai-sampai sebutan yang sama menempel juga pada pedang yang mereka bawa. padahal Samurai adalah sebutan untuk kasta militer, sedangkan pedangnya bernama Katana atau Tachi. demikian juga sering terjadi salah paham mengenai Samurai dan pedangnya yang dianggap sebagai senjata utama atau senjata satu-satunya. padahal samurai memiliki banyak senjata lainnya.
samurai jaman dulu
Pemimpin Jepang kuno terlihat bersenjatakan pedang bersama dengan busur dan panah.

Pada era kuno dan awal sejarah Samurai, kebanyakan pertempuran dilakukan tanpa seorang kesatria perlu mencabut gagang pedangnya. sejarah mencatat sejak keluar dari jaman purbakala kaum pejuang di Jepang memiliki senjata andalan yakni busur dan panah. senjata ini dianggap ideal karena mampu menyerang lawan dari jarak jauh tanpa harus membahayakan diri sendiri. orang yang mampu menggunakan senjata ini dengan mahir akan sangat dihargai.

Inilah salah satu faktor lahirnya kaum Bushi yang menjadi cikal bakal kasta Samurai. faktor lainnya adalah budidaya kuda yang semakin berkembang sehingga membuat adanya 2 keahlian yang dianggap berharga bagi seorang kesatria, berkuda dan panahan. seorang yang mampu melakukan panahan dari atas kuda dinilai sebagai kesatria ideal. selama beberapa abad kaum Bushi berkuda dengan senjata panahan merajai konflik di seantero negeri Jepang.

Batasan populasi pada era kuno membuat konflik yang terjadi pada era tersebut hanya melibatkan sejumlah kecil prajurit. sekedar ratusan orang pada setiap kubu sehingga barisan infantri semacam phalanx menjadi kurang efektif. hal ini membuat kavaleri ringan kaum Bushi yang bersenjatakan busur-panah menjadi sangat efektif. ketika ini kaum Bushi tersebut mulai dikenal sebagai Samurai karena menerima perintah (menjadi abdi) dari penguasa lokal dan daerah.
samurai berkuda dengan busur dan panah
Seorang samurai di abad pertengahan dengan busur dan panah

Dalam pertempuran mobilitas dari kuda membuat mereka mampu menghampiri dan menyerang barisan lawan dengan mudah. infantri yang tidak seberapa besar hanya bisa membentuk formasi bundar dengan perisai kayu untuk bertahan dari serangan panah. para Samurai berkuda akan terus memberikan tekanan dengan memanah dan menunggang kuda semakin dekat dengan barisan infantri agar lawan terpancing mengejar mereka.

Prajurit pejalan kaki yang terpancing mengejar akan tewas dihabisi karena walaupun tampak tidak cepat tetapi kuda memiliki stamina yang jauh lebih baik. Samurai berkuda setelah menjaga jarak bisa menghadiahi pengejar mereka yang kelelahan dengan panah. ada nasihat kuno bahwa seorang pelari terbaik pun tidak akan mampu mengejar seekor kuda, bahkan pemain tombak dan pedang terbaik pun tidak bisa bergerak lebih cepat daripada anak panah.

Satu-satunya yang mampu menghadapi Samurai berkuda adalah sesamanya Samurai berkuda. dalam perang menang-kalah suatu pihak diputuskan oleh hasil duel panahan antar Samurai. kubu yang kehilangan pasukan berkudanya dipastikan menjadi pihak yang kalah karena infantri yang tersisa hanya akan menjadi korban dari tembakan panah para Samurai tanpa bisa balas menyerang. mundur pun tidak bisa karena terus dikejar dan ditembaki panah dari jauh.
yabusame
Olah raga panahan berkuda, Yabusame yang masih dilestarikan hingga zaman modern

Masa keemasan Samurai berkuda dengan busur dan panah berakhir seiringan dengan naiknya populasi. surplus pangan akibat dari reformasi pertanahan membuat banyak tenaga kerja yang bisa digunakan sebagai prajurit. ditambah lagi dengan membaiknya produktivitas lahan sehingga para tuan tanah atau Daimyo mampu memberi makan prajurit dalam jumlah besar. hal ini membuat jumlah pasukan dalam pertempuran membengkak dari ratusan hingga ribuan dan puluhan ribu.

Belasan ribu pasukan infantri bisa membentang luas seperti phalanx yunani sehingga mampu menghalangi gerak pasukan berkuda bagaikan tembok raksasa. mobilitas pasukan berkuda menjadi kurang berguna karena tidak bisa leluasa bergerak. pada periode ini mulai dikenal Samurai model lain yakni Samurai pejalan kaki. kasta kesatria berubah fungsi menjadi ahli pertempuran jarak dekat antar barisan infantri, tetapi senjata pilihan mereka bukanlah pedang.
 
Pada masa peperangan besar (Sengoku Jidai) yang menjadi senjata pilihan Samurai pejalan kaki adalah Yari atau tombak. bisa berjenis naginata khas Jepang dengan mata seperti pisau besar atau mata tombak model lainnya. tombak berguna untuk menghadang pasukan berkuda juga sangat efektif dalam pertempuran melawan sesama infantri. berbeda dengan bangsa lainnya di Jepang keterbatasan fisik dari kuda mereka membuat evolusi ke arah kavaleri berat tidak terjadi.
peragaan samurai di zaman modern
Samurai membawa tombak atau naginata sebagai senjata pegangan wajib

Tombak menjadi senjata pilihan karena memiliki jangkauan yang lebih daripada senjata sejenis pedang. tentu busur dan panah masih terus digunakan tetapi barisan infantri ketika itu sudah demikian rapat dan menggunakan pelindung kayu sehingga efektivitas dari anak panah merosot drastis. apalagi alat perlindungan pribadi semakin umum dan digunakan secara luas, ketika itu prajurit rendahan sekalipun sudah memiliki helm logam dan body armor.

Alasan lainnya adalah kekuatan dalam penggunaan tombak yang jauh lebih besar karena bisa digunakan dengan dua tangan secara maksimal. panjang batang tombak juga memberikan area kontrol yang lebih baik serta momentum yang lebih berisi daripada pedang. tombak juga berguna untuk menghalau musuh agar tidak mendekat sehingga apabila dikehendaki suatu formasi bisa bertahan tanpa personilnya harus terjebak dalam duel perorangan.

Lalu apakah pedang betul-betul tidak digunakan?

Pada jaman itu pedang berperan sebagai senjata perlindungan pribadi karena jarak jangkaunya yang begitu pendek. baik Katana ataupun Tachi baru digunakan ketika senjata lain sudah rusak (hilang) atau ada lawan yang berhasil mendekat sehingga tombak menjadi kurang berguna. pedang dinilai sebagai sebuah senjata darurat yang situasional, hanya ketika terdesak dan kegunaannya juga terbatas sehingga dalam pertempuran belum tentu digunakan.
samurai on turret using crossbow
Samurai menggunakan berbagai macam senjata, dari crossbow mekanis hingga batu sekalipun

Tidak hanya soal pedang yang bukan merupakan senjata utama ataupun senjata 1-1 nya bagi seorang Samurai, pada era yang sama mereka juga tidak memiliki aturan baku tentang senjata yang boleh atau tidak boleh digunakan. segala jenis senjata dari crossbow hingga meriam eropa sah-sah saja digunakan oleh mereka tanpa harus malu atau kehilangan kehormatan. kultus terhadap pedang baru terjadi di era keshogunan Tokugawa setelah peperangan berakhir.

Hal itupun lebih bersifat filosofis daripada praktis. disebabkan oleh masa damai yang membuat para Samurai menganggur akibatnya mereka berusaha mencari jadi diri sebagai pembenaran atas kehadirannya sebagai atasan dari kelas sosial lainnya. muncullah kode bushido yang menekankan pada kehormatan, kepatuhan, dan loyalitas yang membedakan mereka dari lapisan masyarakat lainnya. berujung pada tradisi seppuku atau harkiri daripada menanggung malu.

Pedang Katana menjadi simbol dari pemikiran tentang kehormatan tersebut. padahal sebelum era Tokugawa melarikan diri dari perang saja lumrah dilakukan oleh Samurai apabila perang tidak dapat dimenangkan. masih ada hari esok pikir mereka daripada mati konyol memaksakan perang yang sudah pasti kalah. tipu muslihat pun lumrah untuk dilakukan, boleh dibilang Samurai yang sebenarnya tidak terbelenggu oleh pemikiran konyol semacam itu.


Ternyata Samurai Berperang Tanpa Perlu Mencabut Pedangnya.. Ternyata Samurai Berperang Tanpa Perlu Mencabut Pedangnya.. Reviewed by pkn4all on September 09, 2016 Rating: 5

Mitos Ketajaman Pedang Katana (Samurai)

Agustus 24, 2016
Seringkali terjadi kesalahpahaman mengenai ketajaman pedang Katana yang dibuat oleh bangsa Jepang. hal ini terjadi karena propaganda era perang dunia 2 yang tersebar melalui gosip dari mulut ke mulut kemudian lestari dalam cerita, novel, film, game dan media lainnya. "pedang samurai" selalu diperlihatkan sebagai sebuah senjata tajam berkualitas tinggi yang memiliki ketajaman super sehingga mampu membelah berbagai macam benda dengan mudah.

Jangankan sekedar memotong pedang ataupun baju pelindung (armor), banyak yang mempercayai bahwa laras senjata mesin yang terbuat dari baja sekalipun bisa dipotong oleh pedang samurai ini. tentu klaim-klaim semacam ini tidak lebih daripada gosip, imajinasi pengarang atau mitos sesat saja. kenyataannya Katana sebagai sebilah senjata tajam yang terbuat dari logam tetap memiliki batasan dan kelemahan yang sama dengan produk logam lainnya.
bagian pedang katana
Bagian-bagian dari Katana serta beberapa teknik konstruksi laminasi

Seperti halnya pedang yang dibuat oleh peradaban lainnya, Katana memiliki sifat, karakteristik dan kelemahan yang relatif sama. seperti pantangan untuk menghantam objek keras seperti helm, armor atau pedang lainnya dengan sekuat tenaga agar tidak merusak mata potong dan bilah itu sendiri. khusus Katana bahkan terhadap objek "lunak" sekalipun (misal sebatang bambu latihan) pantang digunakan secara sembarangan dengan sekuat tenaga.

Disebutkan bahwa Katana digunakan dengan teknik ayunan seperti gerakan pemancing yang melemparkan mata kail dengan joran. tenaganya harus terkontrol dengan baik, tidak penuh tenaga. alias tidak digunakan seperti halnya memotong kayu dengan golok atau kapak. karena apabila digunakan dengan sembrono Katana justru lebih rawan rusak daripada pedang buatan eropa atau bangsa lainnya.

Menguatkan hal ini ada dokumen dari era peperangan besar di Jepang era yang dikenal sebagai sengoku jidai yang menyebutkan berbagai jenis kerusakan pada Katana dan Tachi, jenis pedang lain yang lebih tua. macam kerusakan dimulai dari bilah yang disebutkan gompal, bengkok, patah sampai dengan yang dituliskan hancur berkeping-keping.

Sebenarnya sebagai sebuah senjata, Katana lebih banyak menuntut dalam artian membutuhkan keahlian tinggi penggunanya agar dapat digunakan dengan "aman". pengguna yang kurang terlatih bisa dengan mudah merusak pedangnya sendiri karena material baja dalam Katana tidak sebaik yang dimiliki oleh peradaban lainnya. kelemahan baja Katana ini bersumber dari rendahnya kualitas bahan baku besi yang ada di kepulauan Jepang.
tamahagane
Bongkahan baja Tamahagane, bahan baku pedang Katana tradisional

Kepulauan Jepang hanya memiliki pasir besi yang kemurniannya sangat bervariasi. pasir tersebut dimurnikan menjadi bongkahan baja tamahagane yang mewarisi masalah kemurnian beserta kandungan karbon yang tidak seragam. hal ini menyulitkan produksi pedang karena tiap bongkahan baja memiliki sifat yang berbeda. ada yang lunak dan bersifat lebih fleksibel seperti per daun, ada yang kekerasannya cukup, ada pula yang begitu keras (brittle) sehingga mudah pecah.

Metode pemurnian pasir besi yang mereka miliki juga tergolong tidak efisien karena hanya bisa menghasilkan beberapa persen baja berkualitas baik dari seluruh bahan baku yang digunakan. dari 1 ton pasir besi hanya beberapa Kg tamahagane yang bisa didapatkan. sebuah proses yang memakan waktu berhari-hari dengan hasil yang tidak seberapa. karena itu prosesnya diisi dengan upacara ritual agar memaksimalkan peruntungan dan nasib baik.

Pengolahan baja semacam ini sudah ditinggalkan oleh peradaban lainnya berabad-abad sebelumnya karena ketersediaan bahan baku dan teknik pengolahan logam yang lebih baik. di Jepang karena sulitnya mengimpor bahan baku besi dari luar maka teknik pengolahan tradisional tetap bertahan. hal ini membuat para pengrajin pedang di Jepang terpaksa menyempurnakan teknik yang ada untuk mengakali buruknya bahan baku yang mereka miliki.
traditional steel forging
Keahlian pandai besi tradisional yang masih dilestarikan untuk keperluan study & pariwisata

Tidak menyerah dengan hambatan yang ada, para ahli pedang menyempurnakan teknik multiple folding dan laminasi untuk memaksimalkan bahan baku yang ada. multiple folding dilakukan untuk membuang ketidakmurnian dan menyamakan kekerasan dari bilah yang sedang dikerjakan. sedangkan laminasi bertujuan untuk membuat struktur bilah yang ideal dengan menggunakan kombinasi logam lunak, sedang dan keras.

Baja yang bersifat keras digunakan untuk bagian edge atau mata pisau. semakin keras maka ketahanan atau retensi ketajaman dari mata pisaunya semakin awet. kekurangannya adalah mudah pecah karena brittle atau "garing". karena itu logam yang lebih lunak digunakan sebagai tubuh atau tulang. baja lunak mampu memberikan fleksibilitas seperti per yang mampu menerima benturan sehingga menjaga bilah pedang agar tidak patah.

Dengan teknik laminasi mata pisau bisa saja gompal ketika dihantam dengan keras tetapi pedangnya tidak akan patah dan tetap bisa digunakan. penyatuan baja yang berbeda kekerasan ini memiliki beberapa kombinasi. semakin rumit tentu prosesnya semakin sulit dan membutuhkan keahlian yang lebih tinggi sehingga menjadi langka dan mahal. kebanyakan Samurai hanya menggunakan satu laminasi (Kobuse) atau dua (Honsanmai) karena alasan ekonomi.
laminasi katana
Berbagai jenis laminasi yang mampu dibuat oleh pandai besi Jepang

Katana premium dengan laminasi yang lebih rumit kualitasnya bisa berkali lipat lebih baik daripada yang hanya dua laminasi tetapi harganya luar biasa mahal dan sudah dianggap barang mewah. lebih mirip benda seni atau harta warisan keluarga sehingga tidak diperlakukan  seperti senjata pada umumnya. Katana berkualitas seperti ini hanya dimiliki oleh kaum bangsawan tinggi dan karenanya jarang digunakan secara langsung dalam medan pertempuran.

Bagaimana performa Katana dengan 2 laminasi?

Kemampuan Katana yang dibuat dengan dua laminasi (honsanmai) sudah dianggap menyamai pedang dan persenjataan buatan eropa yang menggunakan biji besi dan teknik pengolahan yang lebih baik. hanya saja apabila bangsa lain bisa memproduksi dalam jumlah besar, pandai besi Jepang dengan teknik multiple folding dan laminasi hanya bisa memproduksi dalam jumlah yang lebih sedikit dengan ongkos per bilah yang jauh lebih mahal.

Soal kekerasan sebagaimana benda tajam lainnya yang terbuat dari besi logam sebuah Katana lumrah bengkok, gompal atau rusak apabila mengalami benturan keras. seperti halnya mata cangkul yang bisa gompal ketika menghantam batu atau bilah golok yang luka akibat menghantam kulit kayu yang keras, demikian juga Katana mengalami masalah yang relatif sama.

Karena itu Katana yang tajam sekalipun harus pandai memilih-milih sasaran. bagian dari lawan yang dilapisi oleh baju pelindung seperti dada dan bahu serta helm tidak akan diserang. apabila nekat maka bisa dipastikan bilah Katana akan menjadi rusak dan tidak bisa digunakan lagi sebagai senjata. kesalahan semacam ini biasanya dilakukan oleh pemula atau amatir yang tidak terlatih dalam teknik penggunaan Katana atau seni pedang.
samurai in field of battle
Samurai lumrah memulai perang dengan senjata lainnya seperti busur panah dan tombak

Bagi Samurai yang terlatih, yang menjadi sasaran adalah celah-celah bagian pelindung di sekitar leher, ketiak, paha serta bagian sendi / artikulasi lainnya. selain itu lengan juga menjadi sasaran karena memiliki lapisan pelindung yang minimal. sedangkan helm atau ketopong baja serta bagian lainnya yang terbuat dari bahan keras atau logam sebisa mungkin dihindari karena berisiko tinggi untuk merusak bilah pedang.

Di medan tempur seorang Samurai yang membawa Katana bagus sekalipun akan memilih tombak atau naginata sebagai senjata utama untuk memulai pertempuran. selain dari jangkauan dan kekuatan yang lebih baik hal ini juga menjaga Katana mereka aman untuk sementara waktu. karena pada fase awal pertempuran kondisinya demikian kacau sehingga sulit bagi mereka untuk menggunakan pedang dengan teknik yang seharusnya.

Salah-salah karena terlalu bersemangat tidak sengaja menghantam sisi pelindung armor lawan yang tebal sehingga Katana berkualitas baik pun bisa rusak. kalau sudah begitu bisa fatal akibatnya karena sang Samurai tiba-tiba tidak memiliki senjata yang seimbang untuk menghadapi lawannya padahal perang baru saja dimulai. karena itu pedang lebih banyak disimpan sebagai senjata cadangan dan hanya digunakan ketika benar-benar dibutuhkan.

Lalu bagaimana dengan pedang Samurai yang dibawa oleh tentara Nippon Jepang di PD 2?

Ikuti di trit berikutnya ...



* Revisi pertama dengan bantuan bro SatsuJinKen, Kaskus SF Pisau. diskusi dan sumber lain atau pertanyaan bisa di alamatkan di link berikut : Kaskus SF Pisau & Hoax Samurai Sabuk


Mitos Ketajaman Pedang Katana (Samurai) Mitos Ketajaman Pedang Katana (Samurai) Reviewed by pkn4all on Agustus 24, 2016 Rating: 5
ads 728x90 B
Diberdayakan oleh Blogger.