Seo Services
Seo Services

Kopi, Minuman Setan Yang Menjadi Kesukaan Manusia

September 13, 2016

Tumpukkan pekerjaan yang masih belum sering kali membuat orang memutuskan untuk bergadang untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai deadline. Bergadang tidaklah mudah. Mengantuk menjadi rintangan utama. Trik yang sering dilakukan untuk dapat menyiasati ngantuk adalah dengan minum kopi. Mayoritas masyarakat menganggap kopi sebagai minuman penahan kantuk, meskipun sebenarnya kopi juga dapat diminum kapan saja dan dimana saja.

Kopi yang sekarang dapat dinikmati masyarakat termasuk ke dalam minuman kuno. Hal ini karena kopi telah ada sejak berabad yang lalu, meskipun belum dapat diketahui secara pasti angka tahunnya. Menurut cerita yang beredar, biji kopi pertama kali ditemukan di hutan dataran tinggi Ethiopia oleh pengembala kambing yang bernama Kaldi. Ia mengamati bahwa setelah makan buah dari pohon tertentu (kopi), kambingnya menjadi begitu energik dan mereka tidak ingin tidur di malam hari. Kemudian ia melaporkan temuaanya itu kepada kepala biara setempat yang mencoba untuk membuat minuman dari buah tersebut. Para biarawan menemukan fakta bahwa setelah mereka meminum minuman tersebut mereka dapat terjaga untuk berdoa berjam – jam pada malam hari. Semenjak ini berita penemuan tanaman yang disebut kopi ini mulai santer terdengar ke seluru pelosok.
Perkembangan budidaya dan perdagangan kopi secara modern dimulai di Semenanjung Arab. Pada abad ke-15 M, kopi ditanam di kawasan Yaman Saudi dan pada abad ke-16 mulai dikenal di Persia, Mesir, Suriah, dan Turki. Kopi tidak hanya dinikmati di rumah, tetapi juga di banyak rumah kopi publik (kedai kopi)  yang disebut qahveh khaneh, yang mulai muncul di kota-kota di seluruh Timur Dekat. Popularitas rumah kopi sanagat terkenal, orang-orang yang sering berkunjung tidak hanya sekadar minum kopi, tetapi juga terlibat dalam percakapan, mendengarkan musik, menonton pemain, bermain catur dan kegiatan sosial lainnya. Rumah kopi dengan cepat menjadi seperti pusat penting bagi pertukaran informasi. Oleh karena ribuan peziarah dari seluruh dunia mengunjungi kota suci Mekkah setiap tahun keberadaan rumah kopi ini menyebar.
Wisatawan Eropa yang berkunjung ke Timur Dekat membawa cerita kopi ketika pulang. Tidak mudah agar kopi diterima masyarakat Eropa. Ada kecurigaan dan ketakutan bahwa kopi adalah minuman setan karena warnanya yang hitam dan rasanya yang pahit. Para ulama setempat mengutuknya, ketika kopi mulai masuk ke Venesia pada tahun 1615. Kontroversi begitu besar sehingga Paus Clement VIII diminta untuk campur tangan. Dia memutuskan untuk mencicipi minuman tersebut sebelum membuat keputusan, dan menemukan bahwa kopi sangat nikmat.

Terlepas dari kontroversi tersebut, rumah - rumah kopi dengan cepat menjadi pusat aktivitas sosial dan komunikasi di kota - kota besar Inggris, Austria, Perancis, Jerman dan Belanda. Di Inggris "penny university" bermunculan, disebut demikian karena dengan uang sepeser pun orang bisa membeli secangkir kopi dan terlibat percakapan yang seru.
Seiring berjalannya waktu dan ditemukaannya berbagai “dunia baru” maka kopi benar – benar tersebar ke seluruh penjuru dunia. Bahkan kopi telah menjadi minuman primer untuk menggantikan sarapan. Orang lebih menyukai kopi daripada bir dan anggur, karena kopi dianggap lebih sehat dan dapat memberikan energi. Kini, rumah atau kedai kopi dapat ditemukan di setiao sudut jalan dan di pasar di setiap kota besar di seluruh dunia. Kopi juga dapat dinikmati oleh setiap orang tanpa memandang ras, agama, budaya, perawakan, gender dan status sosial ekonomi.

Berbagai produsen dan merek kopi bermunculan. Mulai yang murah hingga mahal. Beberapa negara di dunia menjadikan produk kopi sebagai salah satu andalan perekonomiannya. Termasuk Indonesia yang tekenal akan kopi luwak nya. 
Kopi, Minuman Setan Yang Menjadi Kesukaan Manusia Kopi, Minuman Setan Yang Menjadi Kesukaan Manusia Reviewed by pkn4all on September 13, 2016 Rating: 5

Ternyata Samurai Berperang Tanpa Perlu Mencabut Pedangnya..

September 09, 2016
Samurai begitu identik dengan pedang sampai-sampai sebutan yang sama menempel juga pada pedang yang mereka bawa. padahal Samurai adalah sebutan untuk kasta militer, sedangkan pedangnya bernama Katana atau Tachi. demikian juga sering terjadi salah paham mengenai Samurai dan pedangnya yang dianggap sebagai senjata utama atau senjata satu-satunya. padahal samurai memiliki banyak senjata lainnya.
samurai jaman dulu
Pemimpin Jepang kuno terlihat bersenjatakan pedang bersama dengan busur dan panah.

Pada era kuno dan awal sejarah Samurai, kebanyakan pertempuran dilakukan tanpa seorang kesatria perlu mencabut gagang pedangnya. sejarah mencatat sejak keluar dari jaman purbakala kaum pejuang di Jepang memiliki senjata andalan yakni busur dan panah. senjata ini dianggap ideal karena mampu menyerang lawan dari jarak jauh tanpa harus membahayakan diri sendiri. orang yang mampu menggunakan senjata ini dengan mahir akan sangat dihargai.

Inilah salah satu faktor lahirnya kaum Bushi yang menjadi cikal bakal kasta Samurai. faktor lainnya adalah budidaya kuda yang semakin berkembang sehingga membuat adanya 2 keahlian yang dianggap berharga bagi seorang kesatria, berkuda dan panahan. seorang yang mampu melakukan panahan dari atas kuda dinilai sebagai kesatria ideal. selama beberapa abad kaum Bushi berkuda dengan senjata panahan merajai konflik di seantero negeri Jepang.

Batasan populasi pada era kuno membuat konflik yang terjadi pada era tersebut hanya melibatkan sejumlah kecil prajurit. sekedar ratusan orang pada setiap kubu sehingga barisan infantri semacam phalanx menjadi kurang efektif. hal ini membuat kavaleri ringan kaum Bushi yang bersenjatakan busur-panah menjadi sangat efektif. ketika ini kaum Bushi tersebut mulai dikenal sebagai Samurai karena menerima perintah (menjadi abdi) dari penguasa lokal dan daerah.
samurai berkuda dengan busur dan panah
Seorang samurai di abad pertengahan dengan busur dan panah

Dalam pertempuran mobilitas dari kuda membuat mereka mampu menghampiri dan menyerang barisan lawan dengan mudah. infantri yang tidak seberapa besar hanya bisa membentuk formasi bundar dengan perisai kayu untuk bertahan dari serangan panah. para Samurai berkuda akan terus memberikan tekanan dengan memanah dan menunggang kuda semakin dekat dengan barisan infantri agar lawan terpancing mengejar mereka.

Prajurit pejalan kaki yang terpancing mengejar akan tewas dihabisi karena walaupun tampak tidak cepat tetapi kuda memiliki stamina yang jauh lebih baik. Samurai berkuda setelah menjaga jarak bisa menghadiahi pengejar mereka yang kelelahan dengan panah. ada nasihat kuno bahwa seorang pelari terbaik pun tidak akan mampu mengejar seekor kuda, bahkan pemain tombak dan pedang terbaik pun tidak bisa bergerak lebih cepat daripada anak panah.

Satu-satunya yang mampu menghadapi Samurai berkuda adalah sesamanya Samurai berkuda. dalam perang menang-kalah suatu pihak diputuskan oleh hasil duel panahan antar Samurai. kubu yang kehilangan pasukan berkudanya dipastikan menjadi pihak yang kalah karena infantri yang tersisa hanya akan menjadi korban dari tembakan panah para Samurai tanpa bisa balas menyerang. mundur pun tidak bisa karena terus dikejar dan ditembaki panah dari jauh.
yabusame
Olah raga panahan berkuda, Yabusame yang masih dilestarikan hingga zaman modern

Masa keemasan Samurai berkuda dengan busur dan panah berakhir seiringan dengan naiknya populasi. surplus pangan akibat dari reformasi pertanahan membuat banyak tenaga kerja yang bisa digunakan sebagai prajurit. ditambah lagi dengan membaiknya produktivitas lahan sehingga para tuan tanah atau Daimyo mampu memberi makan prajurit dalam jumlah besar. hal ini membuat jumlah pasukan dalam pertempuran membengkak dari ratusan hingga ribuan dan puluhan ribu.

Belasan ribu pasukan infantri bisa membentang luas seperti phalanx yunani sehingga mampu menghalangi gerak pasukan berkuda bagaikan tembok raksasa. mobilitas pasukan berkuda menjadi kurang berguna karena tidak bisa leluasa bergerak. pada periode ini mulai dikenal Samurai model lain yakni Samurai pejalan kaki. kasta kesatria berubah fungsi menjadi ahli pertempuran jarak dekat antar barisan infantri, tetapi senjata pilihan mereka bukanlah pedang.
 
Pada masa peperangan besar (Sengoku Jidai) yang menjadi senjata pilihan Samurai pejalan kaki adalah Yari atau tombak. bisa berjenis naginata khas Jepang dengan mata seperti pisau besar atau mata tombak model lainnya. tombak berguna untuk menghadang pasukan berkuda juga sangat efektif dalam pertempuran melawan sesama infantri. berbeda dengan bangsa lainnya di Jepang keterbatasan fisik dari kuda mereka membuat evolusi ke arah kavaleri berat tidak terjadi.
peragaan samurai di zaman modern
Samurai membawa tombak atau naginata sebagai senjata pegangan wajib

Tombak menjadi senjata pilihan karena memiliki jangkauan yang lebih daripada senjata sejenis pedang. tentu busur dan panah masih terus digunakan tetapi barisan infantri ketika itu sudah demikian rapat dan menggunakan pelindung kayu sehingga efektivitas dari anak panah merosot drastis. apalagi alat perlindungan pribadi semakin umum dan digunakan secara luas, ketika itu prajurit rendahan sekalipun sudah memiliki helm logam dan body armor.

Alasan lainnya adalah kekuatan dalam penggunaan tombak yang jauh lebih besar karena bisa digunakan dengan dua tangan secara maksimal. panjang batang tombak juga memberikan area kontrol yang lebih baik serta momentum yang lebih berisi daripada pedang. tombak juga berguna untuk menghalau musuh agar tidak mendekat sehingga apabila dikehendaki suatu formasi bisa bertahan tanpa personilnya harus terjebak dalam duel perorangan.

Lalu apakah pedang betul-betul tidak digunakan?

Pada jaman itu pedang berperan sebagai senjata perlindungan pribadi karena jarak jangkaunya yang begitu pendek. baik Katana ataupun Tachi baru digunakan ketika senjata lain sudah rusak (hilang) atau ada lawan yang berhasil mendekat sehingga tombak menjadi kurang berguna. pedang dinilai sebagai sebuah senjata darurat yang situasional, hanya ketika terdesak dan kegunaannya juga terbatas sehingga dalam pertempuran belum tentu digunakan.
samurai on turret using crossbow
Samurai menggunakan berbagai macam senjata, dari crossbow mekanis hingga batu sekalipun

Tidak hanya soal pedang yang bukan merupakan senjata utama ataupun senjata 1-1 nya bagi seorang Samurai, pada era yang sama mereka juga tidak memiliki aturan baku tentang senjata yang boleh atau tidak boleh digunakan. segala jenis senjata dari crossbow hingga meriam eropa sah-sah saja digunakan oleh mereka tanpa harus malu atau kehilangan kehormatan. kultus terhadap pedang baru terjadi di era keshogunan Tokugawa setelah peperangan berakhir.

Hal itupun lebih bersifat filosofis daripada praktis. disebabkan oleh masa damai yang membuat para Samurai menganggur akibatnya mereka berusaha mencari jadi diri sebagai pembenaran atas kehadirannya sebagai atasan dari kelas sosial lainnya. muncullah kode bushido yang menekankan pada kehormatan, kepatuhan, dan loyalitas yang membedakan mereka dari lapisan masyarakat lainnya. berujung pada tradisi seppuku atau harkiri daripada menanggung malu.

Pedang Katana menjadi simbol dari pemikiran tentang kehormatan tersebut. padahal sebelum era Tokugawa melarikan diri dari perang saja lumrah dilakukan oleh Samurai apabila perang tidak dapat dimenangkan. masih ada hari esok pikir mereka daripada mati konyol memaksakan perang yang sudah pasti kalah. tipu muslihat pun lumrah untuk dilakukan, boleh dibilang Samurai yang sebenarnya tidak terbelenggu oleh pemikiran konyol semacam itu.


Ternyata Samurai Berperang Tanpa Perlu Mencabut Pedangnya.. Ternyata Samurai Berperang Tanpa Perlu Mencabut Pedangnya.. Reviewed by pkn4all on September 09, 2016 Rating: 5
ads 728x90 B
Diberdayakan oleh Blogger.