Seo Services
Seo Services

4 Legenda Perempuan Cantik Cina Kuno Bag 4: Wang Zhaojun Sang Mempelai Politik

Februari 29, 2016
Negeri Cina yang peradabannya telah berdiri sejak ribuan tahun tentunya memiliki beragam kisah menarik yang untuk selalu dibahas hingga kini. Peninggalan peradaban bangsa ini tidak hanya dalam wujud benda atau yang berhubungan dengan arkeologi tetapi juga mitos dan legenda. Salah satu legenda yang terkenal dari bangsa ini adalah cerita 4 perempuan cantik dari negeri Cina. Mereka terkenal tidak hanya karena kecantikannya tetapi juga karena pengaruhnya dalam pemerintahan yang bahkan dapat membuat kehidupan istana bergejolak. Siapa sajakah mereka?

Wang Zhaojun
Sosok perempuan cantik ini merupakan “political brides” atau pengantin politik yang paling terkenal pada masa Dinasti Han. Lahir di Zigui dengan nama asli Wang Qiang, tetapi lebih dikenal dengan nama Wang Zhaojun. Berasal dari keluarga berada dan memiliki bakat musik, terutama memetik alat musik pipa.  Selain itu dia juga seorang perempuan pemberani karena dapat menunggangi keledai.
Kisahnya dimulai ketika Kaisar Yuan dari Han Barat mengumumkan bahwa semua gadis cantik di negerinya harus datang ke istana untuk mengikuti pemilihan selir pada tahun 38 M.  Wang Zhaojun pun terpilih dan mulai memasuki istana pada tahun 40 M. Kehidupan di istana tidak seperti yang ia harapkan. Belum pernah sekalipun Wang Zhaoujun melayani Kaisar. Hal ini terjadi karena cara Kaisar memilih selir mana yang akan melayaninya dengan melihat hasil lukisan Mao Yanshou, seorang pelukis kerajaan. Mao Yanshou bukanlah orang yang jujur, apabila para selir ingin lukisannya nampak cantik maka harus memberi uang kepada Mo Yanshou. Sementara itu Wang Zhaojun tidak mau menyuap sehingga lukisan wajahnya yang diberikan kepada Kaisar nampak jelek. Ini membuat Kaisar mengira bahwa Wang Zhaoujun adalah perempuan yang jelek.
Ilustrasi Lukisan Wang Zhojun

Ketika masa itu Kerajaan Han Barat sedang berperang dengan suku Xiongnu Barat. Dalam peperangan ini Kerajaan Han Barat bersekutu dengan suku Xiongnu Timur. Suatu ketika, Huhanye yang merupakan pimpinan dari Xiongnu Timur datang ke Kerajaan Han Barat untuk menemui kaisar dalam upaya mempererat hubungan diplomasi keduanya. Dalam kunjungan tersebut, Huhanye meminta agar dinikahkan dengan putri Kaisar. Permintaan ini ditolak Kaisar. Sebagai gantinya Kaisar memberikan beberapa orang selirnya, salah satunya Wang Zhaojun yang belum pernah dikunjungi Kaisar. Dalam peristiwa ini ada pula cerita yang mengatakan bahwa Wang Zhaojun sendirilah yang meminta agar dia diberikan kepada Huhanye.
Alangkah terkejutnya Kaisar ketika Huhanye akan kembali ke asalnya bersama para selir barunya untuk pertama kalinya Kaisar Yuan melihat wajah cantik Wang Zhaojun yang memukau. Kaisar baru menyadari bahwa Wang Zhaojun adalah perempuan tercantik di istananya. Meskipun sangat menyesal, tetapi demi hubungan baik dengan Xiongnu Timur keputusaannya tidak dapat dibatalkan. Dalam rasa kecewanya, Kaisar menjatuhkan hukuman mati kepada Mo Yanshou karena telah membohonginya.
Di negeri Xiongnu Timur, Wang Zhaojun menjadi selir kesayangan Huhanye. Wang Zhaojun turut membantu Huhanye mengembangkan nengerinya. Dari hubungan keduanya lahir dua pengeran dan satu putri. Setelah kematian Huhanye, Wang Zhaojun meminta agar dirinya dapat kembali k negeri Han, tetapi permintaan ini ditolak Kaisar Cheng. Bahkan Wang Zhoujun diperintahkan untuk mengikuti tradisi suku Xiongnu yaitu menikah dengan pimpinan Xiongnu, yaitu anak tertua Huhanye yang juga merupakan anak tiri Wang Zhoujun. Ada yang menyebutkan bahwa Wang Zhoujun melakukan bunuh diri karena ia tidak ingin menikahi anaknya meskipun statustnya adalah anak tiri. Meskipun demikian pemerintah kedua belah pihak sangat menghormati Wang Zhoujun yang dianggap menjadi pemersatu diantara kedua etnis.


4 Legenda Perempuan Cantik Cina Kuno Bag 4: Wang Zhaojun Sang Mempelai Politik 4 Legenda Perempuan Cantik Cina Kuno Bag 4: Wang Zhaojun Sang Mempelai Politik Reviewed by pkn4all on Februari 29, 2016 Rating: 5

4 Legenda Perempuan Cantik Cina Kuno Bag 3: Yang Gueifei "Cinta Terlarang Sang Kaisar"

Februari 21, 2016

Negeri Cina yang peradabannya telah berdiri sejak ribuan tahun tentunya memiliki beragam kisah menarik yang untuk selalu dibahas hingga kini. Peninggalan peradaban bangsa ini tidak hanya dalam wujud benda atau yang berhubungan dengan arkeologi tetapi juga mitos dan legenda. Salah satu legenda yang terkenal dari bangsa ini adalah cerita 4 perempuan cantik dari negeri Cina. Mereka terkenal tidak hanya karena kecantikannya tetapi juga karena pengaruhnya dalam pemerintahan yang bahkan dapat membuat kehidupan istana bergejolak. Siapa sajakah mereka?

Yang Guifei

Yang Guifei yang bernama asli Yang Yuhuan lahir di daerah Huayin, Hongong pada tahun 713 M. Ia merupakan putri dari Yang Xuanyan, seorang pejabat sensus di Sinchuan. Tidak beberapa lama setelah ia lahir, ayahnya tiada. Semenjak itu ia dibesarkan oleh pamannya, Xuangui di Henan. Tidak banyak yang mengetahui bahwa Yang Yuhuan telah tumbuh menjadi seorang gadis cantik, disebabkan karena ia hanya diam di kamarnya. Jarang ada orang yang melihatnya.
Lukisan Ilustrasi Yang Gueifei
Suatu hari pada musim semi yang dingin Yang Yuhuan dipanggil untuk datang dalam sebuah acara di istana. Di acara tersebut terdapat 100 wanita dari 6 istana. Kecantikannya telah memikat Kaisar dan ia dijadikan selir Pangeran Shou, anak dari Kaisar Xuanzong dari Dinasti Tang pada tahun 734 M. Meskipun status Yang Yuhuan adalah menantu Kaisar, ternyata Sang Kaisar sendiri pun juga jatuh hati padanya. Pada tahun 740 M, Kaisar Xuanzong memanggilnya ke Istana Huaqing dan semenjak itu dijadikan selir Kaisar dengan gelar Gueifei (Selir Kehormatan). Sementara itu Kaisar menunjuk Wei Zhaoxun, putri seorang pejabat tinggi untuk menjadi pasangan resmi Pangeran Shou.
Kaisar sangat menyukai Yang Gueifei dan menghabiskan setiap malam bersamanya. Meskipun di istana terdapat lebih dari 3.000 wanita cantik, perhatian Kaisar tetap tertuju pada Yang Gueifei. Bahkan Yang Gueifei juga mendampingi Kaisar dalam acara resmi. Kecantikannya dianggap seperti bunga yang mekar. Meskipun status Yang Gueifei adalah selir, tetapi ia diperlakukan seperti seorang selir (saat itu di istana sedang mengalami kekosongan posisi permaisuri). Kedekatan Yang Gueifei dengan Kaisar juga membuat kerabat dan keluarganya memperoleh pengaruh yang lebih luas dari sebelumnya. Ayahnya yang telah tiada diberi gelar sebagai pilar negara. Pamannya, Xuangui menjadi pejabat senior di ibukota dan sepupunya, Yang Guozhong ditunjuk menjadi Perdana Menteri. Sementara kakaknya Yangxian diangkat sebagai pejabat. Sepupunya yang lain,  Yang Qi dinikahkan dengan Putri Taihua yang merupakan putri kesayangan Kaisar dari Selir Wu (sebelum kedatangan Yang Gueifei, Kaisar mencintai selir Wu yang kemudia tiada setelah melahirkan seorang putra).

Keadaan istana yang seperti ini, tidak disukai oleh banyak kalangan, terutama karena sikap Perdana Menteri Yang Guozhong yang korup. Seorang Jenderal yang bernama An Lushan melakukan pemberontakan pada 755 M. Pemberontakan yang semakin meluas, membuat Kaisar dan seluruh penghuni istana melarikan diri ke Sichuan. Tetapi di tengah perjalanan, pasukan dan tentara yang mengawal Kaisar menolak untuk meneruskan perjalanan. Mereka meminta Kaisar untuk menghukum mati Perdana Menteri Yang Guozhong dan Yang Gueifei, karena keduanya dianggap biang dari semua permasalahn yang terjadi. Demi masa depan kerajaan maka Kaisar menyetujuinya meskipun ia sangat mencintai selirnya. Yang Gueifei dihukum mati dengan cara digantung dengan seutas selendang putih pada tahun 756 M. Semenjak kematiang Yang Guefei, pemberontakkan dapat ditumpas dan Kaisar kembali ke istana. Ada juga mitos yang mengatakan bahwa Yang Gueifei berhasil melarikan diri ke Jepang dan mengganti namanya menjadi Yokihi. 
4 Legenda Perempuan Cantik Cina Kuno Bag 3: Yang Gueifei "Cinta Terlarang Sang Kaisar" 4 Legenda Perempuan Cantik Cina Kuno Bag 3: Yang Gueifei "Cinta Terlarang Sang Kaisar" Reviewed by pkn4all on Februari 21, 2016 Rating: 5

4 Legenda Perempuan Cantik Cina Kuno Bag 2 : Xi Shi The Natural Beauty

Februari 18, 2016

Negeri Cina yang peradabannya telah berdiri sejak ribuan tahun tentunya memiliki beragam kisah menarik yang untuk selalu dibahas hingga kini. Peninggalan peradaban bangsa ini tidak hanya dalam wujud benda atau yang berhubungan dengan arkeologi tetapi juga mitos dan legenda. Salah satu legenda yang terkenal dari bangsa ini adalah cerita 4 perempuan cantik dari negeri Cina. Mereka terkenal tidak hanya karena kecantikannya tetapi juga karena pengaruhnya dalam pemerintahan yang bahkan dapat membuat kehidupan istana bergejolak. Siapa sajakah mereka?

Xi Shi

Dalam kisah perempuan cantik ini dapat dipetik pembelajaran, bahwa seorang perempuan dapat membuat sebuah negara besar menjadi hancur. Xi Shi yang lahir pada tahun 497 SM adalah putri seorang pedagang teh dari desa Gunung Ningaloo di daerah Zhuji, Provinsi Zhjiang pada zaman negara Yue kuno. Perempuan ini tumbuh menjadi gadis cantik dengan kecantikan yang natural serta daya tarik yang luar biasa. Ketika ia remaja, negara Yue dikalahkan oleh negara Wu dan membuat Gou Jian, Raja Yue menjadi bawahan Pangeran Fuchai dari negara Wu selama tiga tahun, serta wajib membayar upeti.
Gou Jian, Raja Yue tidak terima akan penghinaan dan kekalahannya dalam perang. Bahkan untuk mengingatkan akan kekalahannya, ia rela menderita dengan tidur di semak belukar dan minum empedu sebelum makan. Kemudian dia mempunyai akal untuk menjatuhkan negara Wu dengan trik perempuan cantik. Maka ia memerintahkan untuk mencari seorang perempuan cantik untuk dikirim kepada Pangeran Fuchai sebagai persembahan. Pilihannya pun jatuh kepada Xi Shi. Di daerahnya tinggal, kecantikannya telah dibicarakan banyak orang bahkan oleh anak-anak kecil dan Xi Shi dikirim ke ibu kota negara Yue.
Lukisan Xi Shi

Selama di istana negara Yue, Xi Shi dijelaskan apa tujuan utamanya serta diajarkan dan dilatih etika istana. Setelah semua persiapan selesai, Raja Gou Jian memerintahkan salah satu menterinya, Fan Li untuk mengantarkan Xi Shi kepada Pangeran Fuchai. Tak disangka selama perjalanan, keduanya saling jatuh cinta. Xi Shi mengagumi sifat bijaksana Fan Li, sementara Fan Li kagum akan keberanian Xi Shi yang rela berkorban demi negaranya. Sebelum berpisah, mereka membuat janji cinta rahasia.
Pangeran negara Wu menyambut Xi Shi dengan senang hati. Ia terpesona oleh penanmpilan dan sangat menyayangi Xi Shi. Secara perlahan Sang Pangeran mulai mengabaikan tugas politiknya dan memilih menghabiskan waktunya denga Xi Shi. Selain itu ia juga sering mengajak Xi Shi naik kereta untuk mengelilingi negeri Wu. Bahkan juga membangun istana indah untuk perempuannya. Sang Pengeran sering membual bahwa ia telah berhasil mendapatkan hari perempuan paling cantik di dunia, dan jika ada orang yang ingin melihat perempuannya maka harus membayar beberapa koin emas. Dengan cara ini, maka sang pangeran juga berhasil memperkaya pundi-pundinya.

Meskipun hidup nyaman, Xi Shi tidak pernah lupa dengan tujuan utamanya dan penderitaan rakyatnya. Ketika kondisi negara Wu sedang kacau akibat ulah pangerannya, maka Raja Yue menyerang negara itu. Pada akhirnya Raja Yue berhasil mengambil alih negara Wu. Setelah kematian Pangeran Fu Chai, Xi Shi menghilang dari publik dan menikah dengan Fan Li. Mereka berdua menjadi pedagang yang sukses. Tetapi ada pula cerita yang mengatakan bahwa Raja Yue mebawa Xi Shi ke sebuah danau dan memerintahkannya untuk menenggelamkan diri ke dalam danau. Hal ini dilakukan agar tidak ada lagi yang memanfaatkan kecantikan Xi Shi.
4 Legenda Perempuan Cantik Cina Kuno Bag 2 : Xi Shi The Natural Beauty 4 Legenda Perempuan Cantik Cina Kuno Bag 2 : Xi Shi The Natural Beauty Reviewed by pkn4all on Februari 18, 2016 Rating: 5

4 Legenda Perempuan Cantik Cina Kuno Bag 1 : Zhao Feiyan Dari Penari Menjadi Permaisuri

Februari 18, 2016

Negeri Cina yang peradabannya telah berdiri sejak ribuan tahun tentunya memiliki beragam kisah menarik yang untuk selalu dibahas hingga kini. Peninggalan peradaban bangsa ini tidak hanya dalam wujud benda atau yang berhubungan dengan arkeologi tetapi juga mitos dan legenda. Salah satu legenda yang terkenal dari bangsa ini adalah cerita 4 perempuan cantik dari negeri Cina. Mereka terkenal tidak hanya karena kecantikannya tetapi juga karena pengaruhnya dalam pemerintahan yang bahkan dapat membuat kehidupan istana bergejolak. Siapa sajakah mereka?

Zhao Feiyan

Kisah perempuan ini hampir mirip dengan dongeng Cinderella, seorang perempuan biasa yang akhirnya dapat menjadi penjadi pendamping seorang penguasa. Zhao Feiyan dalam bahasa Cina berarti “Flying Swallow” atau layangan terbang. Julukan ini diberikan karena ia dapat menari dengan indah dan elegan seperti seekor burung. Bahkan menjadi penari yang paling terkenal selama Dinasti Han (206 SM-220 M).
Lukisan Zhao Feiyan

Periode kehidupannya cukup singkat selama 32 SM-1 M. Zhao Feiyan merupakan perempuan cantik yang berasal dari keluarga biasa. Awalnya ia menjadi seorang penari bagi keluarga Putri Yang. Kemampuan dan bakat menari Zhao Feiyan, membuat Kaisar Cheng (Kaisar Dinasti Han saat itu) menjadi tertarik. Kaisar pun menjadi terpikat akan pesonanya dan menjadikannya selir. Bersamaan dengan itu pula, Hede, adik Zhao Feiyan juga dijadikan selir.
Zhao Feiyan Menari Seperti Di Atas Awan

Semenjak memasuki istana, Zhao Feiyan sangat disayangi oleh Kaisar. Hal ini membuat posisi penari ini menjadi kuat. Puncaknya, Kaisar membuang permaisurinya, menjadikan Zhao Feiyan sebagai permaisuri baru. Tentu saja hal ini menjadi perdebatan di kalangan istana, karena status sosial Zhao Feiyan yang rendah. Kaisar sangat menyangngi Zhao Feiyan dan tidak bisa lepas darinya. Meskipun demikian ada satu masalah, bahwa Zhao Feiyan tidak dapat memberikan keturunan bagi sang Kaisar. Berbagai cara telah dilakukan agar Zhao Feiyan dapat hamil, tetapi tidak ada yang berhasil.
Maka, Kaisar mulai tidur dengan gundik dan selirnya yang ada di istana. Hal ini membuat Zhao Feiyan cemburu dan marah. Setiap ada gundik dan selir yang hamil, maka akan dipaksa untuk aborsi dan membunuh setiap anak yang hidup. Akhirnya, Kaisar tidak pernah memiliki keturunan. Ketika Kaisar Cheng meninggal, Zhao Feiyan ditangkap dan dihukum mati, tetapi sebelum hukuman mati terjadi, terlebih dulu Zhao Feiyan telah bunuh diri.

4 Legenda Perempuan Cantik Cina Kuno Bag 1 : Zhao Feiyan Dari Penari Menjadi Permaisuri 4 Legenda Perempuan Cantik Cina Kuno Bag 1 : Zhao Feiyan Dari Penari Menjadi Permaisuri Reviewed by pkn4all on Februari 18, 2016 Rating: 5

Kekuatan Yang Eksis Sepanjang Masa "Sihir"

Februari 16, 2016

Hampir dalam setiap kisah masa lalu seperti dongeng atau legenda akan terdapat unsur mistis atau sihir. Tentu saja jika ada sihir maka akan ada Penyihir. Ilmu sihir diyakini telah ada sejak manusia mulai berkumpul dan membentuk komunitas. Sihir sederhana dapat diakses oleh masyarakat biasa dengan cara memberikan persembahan kepada roh atau arwah, tujuannya agar mendapatkan bantuan dari roh. Praktik ritual ini dapat ditemukan di hampir semua masyarakat tradisional. Seni lukis zaman prasejarah juga menggambarkan ritual magis untuk keberhasilan berburu. Ritual tersebut dianggap sebagai ritual keagamaan yang melibatkan tarian dengan kostum binatang. Penyihir telah ada sejak masa Sumeria kuno dan Babilonia. Sementara itu keyakinan bangsa Barat terhadap ilmu sihir diwariskan dari bangsa Mesir kuno, Ibrani, Yunani dan Romawi.
Ilustrasi Penyihir Dalam Dongeng Barat

Di Eropa penyihir telah mengalami kesalahahaman makna. Penyihir dianggap keji dan jahat, sehingga mereka harus digantung atau dibakar. Bahkan terdapat persidangan penyihir di Eropa dan Koloninya seperti di Amerika yang berlangsung anatara abad ke-15-ke-17. Praktik sihir saat itu dianggap sebagai ancaman terhadap Kekristenan. Akibatnya banyak terjadi tindakan kekerasan terhadap orang-orang yang dianggap mempraktekan sihir walaupun tanpa bukti.
Hukuman Mati Untuk Orang Yang Melakukan Sihir

Selama berabad-abad, Kristen mengutuk dan menolak ilmu sihir. Jika melihat pada Perjanjian Lama yaitu dalam bagian Keluaran dan Ulangan terdapat ayat-ayat yang menyinggung ketidaksenangan Allah terhadap penyihir. Contohnya cerita saat Raja Saul berkunjung ke ahli nujum (orang yang dapat berbicara dengan roh orang mati) guna membantunya agar dapat berkomunikasi dengan jiwa Nabi Samuel. Upaya ini berhasil, meskipun ia diberitahu oleh Samuel bahwa Alla tidak senang karena Saul telah melawanNya karena lebih percaya orang mati daripada percaya Allah sendiri.
Namun jika melihat perspektif masyarakat orang Mesir Kuno, Yunani, dan Romawi kuno akan berbeda dengan Alkitab. Bagi mereka, seseorang yang memiliki ilmu magis telah diberkahi oleh para dewa dan dewi serta dikagumi. Kekuatannya diyakini mampu melihat masa depan dan masa lalu, dapat berubah bentuk, dan kemampuan membuat ramuan ajaib untuk merubah penampilan fisik dan emosi. Orang-orang yang dikarunia anugerah ini bisa menggunakannya untuk hal hal positif dan negatif, serta sangat dihormati. Semenjak munculnya Kristen maka sihir telah menjadi hal yang negatif dan sihir dianggap sebagai bagian dari agama paling kuno di Bumi.


Sumber:


Kekuatan Yang Eksis Sepanjang Masa "Sihir" Kekuatan Yang Eksis Sepanjang Masa "Sihir" Reviewed by pkn4all on Februari 16, 2016 Rating: 5

Sejarah Munculnya Permainan Ular Tangga Kuno

Februari 10, 2016
Vaikuntapali Kuno Yang Disimpan di Museum Nasional New Delhi

Siapa yang tidak mengetahui permainan ular tangga. Permainan ini telah lekat dalam kehidupan masyarakat di berbagai belahan dunia serta telah dimainkan beberapa generasi. Sebenarnya permainan ular tangga terinspirasi atau meniru permainan dari India yaitu Vaikuntapali atau juga dikenal sebagai Leela atau Moksha Patam yang muncul pada abad ke-16. Di India permainan ini populer, karena permainan ini juga terkait dengan filosofi Hindhu yang berkaitan dengan karma, takdir, dan keinginan.
Pada awalnya Vaikuntapali berfungsi sebagai alat untuk mengajarkan moralitas dan spiritualitas. Dalam versi aslinya, gambar mendaki tangga dalam papan pemainan untuk mewakili atau menunjukkan para pemain terhadap nilai perbuatan baik dan pencerahan. Sementara gambar ular untuk mewakili kejahatan seperti nafsu, amarah, pencurian dan pembunuhan akan membawa kerugian spritual. Moralitas yang didapat dalam pembelajaran melalui permainan ini adalah bahwa seseorang akan dapat mencapai keselamatan (moksha) melalui berbuat baik, sedangkan dengan melakukan suatu kejahatan maka dosa akan diwariskan pada kehidupan selanjutnya yang berakibat akan menurunnya derajat kehidupan barunya. Dalam permainan ini, jumlah tangga lebih sedikit dari jumlah ular. Hal ini bertujuan sebagai pengingat bahwa jalan menuju kebaikan lebih sulit daripada jalan untuk berbuat dosa.
Vukuntapali Versi Modern

Ketika India menjadi koloni Inggris, pada masa pemerintahan Ratu Victoria permainan ini dibawa ke Inggris pada akhir abad ke-19. Di negeri tersebut, permainan ini disebut Paramapada Sopanam yang berarti “The Ladder to Salvation” (tangga menuju keselamatan). Tetapi orang Inggris mengubah beberapa bagian dalam papan permainan ini. Mereka masih menggunakan permainan ini sebagai alat untuk menafsirkan dan mengajarkan akibat dari setiap perbuatan baik dan buruk. Papan dalam permainan ditutupi dengan gambar simbolik, bagian atas menampilkan dewa, malaikat, dan mahkluk yang berpenampilan megah, sedangkan sisa dari bagian papan lain ditutupi dengan gambar binatang, bunga dan orang. 
Ular Tangga Abad Ke-19

Dalam versi aslinya, tingkat tertinggi dalam permainan adalah mencapai keadaan di nirwana, sementara dalam versi Barat hanya sekadar mencapai keberhasilan atau kemenangan. Kemudian Milton Bradley membawa permainan versi Barat ini ke Amerika pada tahun 1943 dengan dinamai sebagai Chutes and Ladders. Tentu saja tujuan permainan ini telah berubah menjadi komoditas bisnis.
Ular Tangga Zaman Sekarang
Sumber:


Sejarah Munculnya Permainan Ular Tangga Kuno Sejarah Munculnya Permainan Ular Tangga Kuno Reviewed by pkn4all on Februari 10, 2016 Rating: 5

Pembuatan Roti Ala Bangsa Mesir Kuno

Februari 04, 2016
Diaroma Pembuatan Roti Bangsa Mesir Kuno

Telah lama Bangsa Mesir mengenal teknik pembuatan roti dan menjadikan roti bagian penting dalam kehidupan mereka. Berawal dari periode “Old Kingdom”, langkah pertama yang dilakukan dalam pembuatan roti adalah mengambil emmer atau gandum dari tempat penyimpanan yang dinamakan silo. Setelah itu emmer akan dirontokkan dan ditampi. Spikelet yang sudah dibasahi akan ditumbuk di mortir yang bertujuan untuk memisahkan sekam dari gandum. Sementara dedak akan dibuang atau dijadikan sebagai pakan ternak.
Proses pengilingan biasanya dikerjakan oleh para perempuan. Aktivitas ini merupakan pekerjaan yang berat dan melelahkan. Penggilingan berada di lantai, karena itu selama proses tersebut para perempuan ini harus berlutut setiap hari sehingga tidak jarang menyebabkan kecacatan. Setiap hari mereka mendapatkan jatah makanan. Rasum mereka berupa 10 roti dan 2 kendi bir. Untuk membuang rasa kebosanannya, mereka akan bernyayi lagu “May The Gods Give My Master Strength and Health” (sebuah lagu populer saat itu). Upah mereka dibayar dengan roti dan bir, tetapi terkadang juga dengan biji-bijian.
Penggambaran Perempuan Mesir Kuno Sedang Menggiling

Pada masa “Middle Kingdom” penggilingan yang semula ditempatkan di lantai kemudian ditaruh di sebuah meja. Pemindahan ini membuat proses penggilingan tidak begitu melelahkan. Penggilingan tersebut teridiri dari dua kompartemen. Gandum akan dituangkan ke dalam kompartemen atas dan digosok serta dihancurkan dengan grinda, dan hasilnya kan turun ke bawah. Baru semanjak periode Romawi mulai dikenal penggilingan berputar.
Setelah penyaringan, jika masih terdapat pertikel-partikel agak besar maka akan dituangkan kembali ke atas untuk digiling lagi. Saringan penggilingan terbuat dari rerumputan. Tentu saja hal ini tidak efisien dan memungkinkan butiran pasir dan serpihan kecil batu tetapa ada dalam tepung. Terutama jika gilingan terbuat dari batu yang halus. Pembuatan tepung dengan cara ini membuat baret atau goresan parah di gigi orang-orang yang sering memakan roti atau menjadikan roti sebagai sumber pangan utama. Keadaan ini terjadi di seluruh lapisan sosial masyarakat Mesir, termasuk Amenhotep III yang juga mengalami masalah di giginya.
Adonan roti ala bangsa Mesir kuno dengan mencampurkan tepung, air, dan ragi (ragi dibuat dari adonan asam yang didapat saat pembuatan anggur atau bir). Bangsa Mesir sudah mengenal ragi sejak 1000 SM Kemudian adonan ditaruh ke dalam cetakan panan dan dipanggang dalam oven tertutup. Selama masa era pemerintahan “New Kingdom” di Mesir, ukuran oven cukup besar sehingga dapat memanggang roti secara bersamaan. Oven ini terbuat dari keramik di bagian dalam dan di bagian luarnya diselimuti dengan tanah liat. Bentuk oven ini seperti guci yang besar dan ada lubang terbuka di atasnya. Ketika tukang roti akan menempatkan roti ke dalam oven yang telah panas, maka kepalanya harus masuk ke dalam tengah-tengan oven itu, sementara seseorang akan memegang kakinya. Ini bertujuan agar tukang roti tersebut tidak jatuh ke dalam oven yang telah panas itu.
Ilustrasi Tahapan Proses Pembuatan Roti

Biji wijen, madu, buah-buahan (tergantung musim buahnya), mentega, telur, minyak dan rempah-rempah sering ditampahkan ke adonan untuk rasa roti. Adonan roti akan dibentuk seperti cakram bulat pipih dan kemudian dimasukkan ke oven dengan cara ditempelkan di permukaan dinding dalam oven. Jika tidak ada oven maka mereka akan memanggang roti di atas pasir panas. Cara ini sama seperti yang dilakukan penghuni padang pasir. Selama periode ini telah terdapat 40 jenis roti.
Bagi bangsa Mesir kuno, roti tidak hanya sekadar sebagai makanan tetapi juga sebagai persembahan serta hospitally. Roti dipersembahkan tidak hanya untuk para dewa tetapi juga orang yang sudah mati dan roti yang dipersembahkan merupakan roti putih. Persembahan roti sangat penting guna kelangsungan hidup di akhirat bagi mereka yang sudah mati. Selain itu roti juga menjadi simbol kemurahan hati. Orang kaya berharap kemurahan hati mereka akan dapat diperhitungkan di akhirat. Terdapat kata-kata bijak pada era “New Kingdom” yang berhubungan dengan roti, yaitu,
“Don’t eat bread while another stands by without extending your hand to him”

Pembuatan Roti Ala Bangsa Mesir Kuno Pembuatan Roti Ala Bangsa Mesir Kuno Reviewed by pkn4all on Februari 04, 2016 Rating: 5

Misteri Holly Grail "Pencarian Tanpa Henti Cawan Yesus Dalam Perjamuan Terakhir"

Februari 02, 2016
Dalam Alkitab, dikisahkan bahwa pada malam Perjamuan Terakhir, Yesus memegang atau menggunakan sebuah cangkir/cawan/gelas. Oleh karena Yesus menggunakan cawan selama Perjamuan Terakhir, hal ini menjadi dasar bagi umat Kristen dalam penggunaan cawan pada Ekaristi. Artikel ini tidak akan membahas mengenai Perjamuan Terakhir, tetapi tentang “Holly Grail”, yaitu cawan Perjamuan Terakhir Yesus. Menurut kisah secara turun temurun, cawan ini telah digunakan Yusuf dari Arimatea untuk mengumpulkan darah Yesus ketika disalibkan dan kemudian diletakkan di dalam kubur Yesus. Setelah itu sudah tidak diketahui keberadaanya. Selama berabad-abad banyak orang yang mecari keberadaan cawan legendaris ini.
King Athur, Raja Pertama Inggris bahkan juga berusaha untuk mencari keberadaan Holly Grail. Banyak teori mengenai kemana hilangnya cawan ini. Salah satunya adalah yang berhubungan dengan Ksatria Templar - adalah ordo militer Gereja Kristen (Katholik) terbesar dan terkuat, dibentuk pada 1119, setelah Perang Salib I, untuk membantu Kerajaan Yerusalem melindungi kerajaannya dan melindungi keamanan para peziarah yang pergi ke Yerusalem. Dipercaya bahwa pasukan tersebut telah membawa cawan ini dari Yerusalem pada Perang Salib.
Ilustrasi Holly Grail dan Ksatria Templar

Ada pula cerita yang mengatakan bahwa Yusuf Arimatea membawa cawan suci ini ke Glastonbury di Inggris yang merupakan sebuah pos milik Kerajaan Romawi pada periode penyaliban Yesus. Serta dipercaya juga bahwa Yusuf Arimatea dimakamkan tidak jauh dari tempat tersebut. Pada tahun 1906, di bekas tempat itu ditemukan sebuah mangkok biru yang oleh beberapa orang diyakini sebagai Holly Grail. Sejak itu setidaknya ada empat cangkir lain yang dinyatakan sebagai Holly Grail, dua dari Inggris dan Wales, dan dua lainnya dari Timur Tengah.
Glanstonbury di Inggris

Sementara itu menurut Richard Barber, sejarahwan dan penulis buku “The Holly Grail: Imagination and Belief”, mengatakan bahwa Holly Grail adalah cerita imajinasi dari seorang penyair Perancis abad ke-12. Penyair itu bernama Chretien de Troyes. Apa yang ia tuliskan dalam cerita awal tidak cukup spesifik. Untuk membandingkannya Barber memeriksa teologi Misa Gereja Katholik Roma. Pada abad ke-12, Misa tidak hanya melingkupi ritual/perayaan ekaristi tetapi juga drama, teater, dan tontonan. Dari sinilah ia menemukan ide Holly Grail.
Pencarian Holly Grail yang legendaris memang telah menginspirasi pendongeng sejak kisah Raja Arthur pertama kali disebarluaskan di Eropa pada abad pertengahan. Semenjak itu orang-orang mulai melakukan pencarian tanpa akhir. Meskipun demikian di Inggris terdapat sebuah benda kuno yang disebuat “Piala Nanteos” yang menjadi kandidat terkuat dari Holly Grail. Benda itu ditemukan di Nanteos Mansion, Wales, sebuah rumah yang telah digunakan para biarawan pada abad ke-16 sebagai tempat berlindung pada masa pemerintahan Raja Henry VIII.
Menurut cerita yang beredar pada abad pertengahan, dahulu Raja Arthur berkumpul bersama anak buahnya di Meja Bundar untuk merayakan hari Pentakosta dengan menggunakan Piala Nanteos. Adegan ini digambarkan dalam sebuah naskah dari abad ke-15. Cawan Raja Arthur ini kemudian hilang dan baru diketemukan sekitar tahun 1952 di Nanteos Mansion. Tetapi menurut penelitian, Piala Nanteos bukannlah cawan yang digunakan Yesus, karena berasal dari periode yang berbeda yaitu  beberapa abad setelah Perjamuan Terakhir. Selain itu piala itu tidak terbuat dari kayu zaitun yang merupakan bahan utama untuk membuat Holly Grail. Hingga masa sekarang memang tidak diketahui dimana keberadaan Holly Grail yang sebenarnya yang ada hanyalah berbagai spekulasi serta berbagai benda yang hanya diyakini sebagai yang asli. 
Dalam Perjamuan Terakhir memang benar Yesus menggunakan cawan, tetapi kisah mengenai Holly Grail masih menjadi pertanyaan. Apakah Holly Grail masih ada atau tidak hanya akan menjadi sebuah misteri. Apalagi mengingat jarak waktu yang jauh dari peristiwa Perjamuan Terakhir dan masa sekarang.

Lukisan King Arthur Berkumpul Dalam Meja Bundar Saat Pentakosta


Sumber:





Misteri Holly Grail "Pencarian Tanpa Henti Cawan Yesus Dalam Perjamuan Terakhir" Misteri Holly Grail "Pencarian Tanpa Henti Cawan Yesus Dalam Perjamuan Terakhir" Reviewed by pkn4all on Februari 02, 2016 Rating: 5
ads 728x90 B
Diberdayakan oleh Blogger.