Seo Services
Seo Services

"Carthage" Kota Kuno Terbesar Di Mediterania

Maret 30, 2016
Carthage merupakan kota kuno yang sekarang ini wilayahnya menjadi negara Tunisia, Afrika Utara. Menurut legenda, Carthage didirikan oleh Ratu Elissa dari Venesia yang lebih dikenal dengan panggilan Dido pada tahun 813 SM. Awalnya kota ini  bernama “Kart Hadasht” yang artinya kota baru. Sementara itu orang Yunani menyebutnya Karchedon dan orang Romawi menyebutnya Carthago. Kota ini awalnya merupakan sebuah pelabuhan pantai kecil yang disinggahi oleh pedagang Phoenician untuk mengisi pasokan dan memperbaiki kapal. Carthage tumbuh menjadi kota kuno terkuat dan terbesar di Mediterania sebelum munculnya Romawi.

Ilustrasi Pelabuhan Kota Kuno Carthage 

Setelah jatuhnya kota Fenisia besar (terletak antara Lebanon dan Suriah) oleh Alexander Agung pada 332 SM, maka Tiran (salah satu pemimpin Fenisia) melarikan diri ke Carthage dengan membawa kekayaannya. Semenjak itu ia mendirikan Carthage sebagai pusat perdagangan baru menggantikan Venesia. Dari sebuah kota pantai kecil, Carthage tumbuh besat dan megah serta memiliki perkebunan besar yang membuatnya menjadi kota terkaya di Mediterania. Para bangsawan tinggal di istana, sementara mereka yang “kurang makmur” tinggal di rumah yang sederhana tetapi menarik. Pelabuhan Carthage sangat besar dengan 220 dermaga yang ditengah pelabuhan terdapat bangunan berbentuk lingkaran yang dihiasi dengan patung Yunani. Kapal-kapal perdagangan Carthage belayar setiap hari ke seluruh pelabuhan di Laut Meditarania dan angkatan laut Kartago (tentara bayaran Carthage) merupakan yang terkuat di wilayah tersebut. Tentu hal ini membuat Carthage aman dan juga turut andil dalam keberhasilan membuka wilayah baru untuk perdagangan serta sumber daya memalalui penaklukan.

Ilustrasi Suasana Pelabuhan Kuno Caerhage

Ekspansi yang dilakukan Carthage membawanya ke dalam konflik dengan Roma. Ketika itu Roma masih dalam posisi yang lebih lemah dari Carthage sehingga tidak menimbulkan ancaman. Kondisi ini membuat Angkatan Laut Carthage mampu mempertahankan perjanjian perdagangan dengan Roma di Medeiterania dalam jangka waktu yang lama. Ketika Carthage mengambil Sisilia, Roma tidak terima. Meskipun Roma tidak memiliki angkatan laut tetapi memiliki 300 kapal yang dilengkapi dengan landai pintar dan gang  (corvus) yang bisa mendekat ke kapal musuh sehingga prajurit bisa menyusup. Dengan demikian maka pertempuran laut berubah menjadi pertempuran darat.
Perang Punic pertama pada tahun 264 SM-241 SM merupakan perang pertama antara keduanya. Dengan berbagai ide taktik militer akhirnya Roma dapat mengalahkan Carthage pada tahun 241 SM. Carthage dipaksa untuk menyerahkan Sisilia ke Roma dan membayar ganti rugi perang. Setelah itu, Cathage terlibat dalam “The Mercenary War” pada 241 SM-237 SM. Perang ini dimulai ketika tentara bayaran Kartago menuntut pembayaran utang kepada pihak Carthage. Perang ini akhirnya dimenangkan oleh pihak Carthage atas bantuan dari Hamilcar Barca. Kedua konflik tersbeut telah membuat Carthage menjadi bangkrut atau mundur. Ketika Roma menduduki koloni Carthage di Sardinia dan Corsica, pihak Carthage tidak bisa berbuat apa-apa.

Peta Wilayah Koloni Carthage

Carthage berusaha bangkit, dibawah pimpinan Hannibal, Carthage mencoba menaklukkan Spanyol dengan menyerang Kota Saguntum yang merupakan sekutu Romo. Perang Punic ke-dua terjadi pada 218 SM-202 SM, dalam perang ini Hannibal menginvasi Italia dari Spanyol dengan menyusun barisan pasukannya di atas Pegunungan Alpen. Hannibal memenangkan setiap peperangan dengan Romawi. Pada 216 SM, ia meraih kemenangan terbesarnya di Pertempuran Cannae, tetapi karena kurangnya pasukan dan perlengkapan yang tidak memadai, maka ia tidak bisa lama mempertahankan kesuksesannya ini. Dia dikalahkan oleh pasukan Romawi yang dipimpin oleh Scipio Africanys dalam pertempuran Zama di Afrika Utara pada 202 SM dan Carthage diwajibkan untuk membayar biaya perang.
Ditengah upayanya untuk dapat membayar ganti rugi terhadap Roma, Carthage juga harus menghadapi seranggan dari bangsa tetangganya yaitu Numidia. Ketika pada akhirnya berhasil membayar hutangnya terhadap Roma, Carthage menghadapi kekalahan dalam perang dengan Numidia. Dan Carthage pun kembali diwajibkan untuk membayar ganti rugi kepada Numidia.
Di sisi lain, Carthage beranggapan bahwa konflik dengan Roma telah selesai ketika hutang perang telah dibayarkan. Tidak demikian dengan Roma yang beranggapan bahwa Carthage wajib tunduk kepada Roma. Salah saeorang senator Romawi yang bernama Cato menyarankan agar Carthage dihancurkan. Pada 149 SM dikelurkan perintah agar Carthage dihancurkan dan kemudian akan dibangun kembali di sebuah daerah yang jauh ke pedalaman. Bangsa Carthage menolak hal ini dan menyebabkan terjadi perang Punic ke-tiga pada 149 SM-146 SM. Militer Romawi di bawah pimpinan Scipio Aemilianus mengepung Carthage selama tiga tahun. Akhirnya pengepungan ini membuat Carthage menjadi hancur.

Ilustrasi Peperangan Di Kota Kuno Carthage


"Carthage" Kota Kuno Terbesar Di Mediterania "Carthage" Kota Kuno Terbesar Di Mediterania Reviewed by pkn4all on Maret 30, 2016 Rating: 5

Kisah Ratu Sheba Dari Ethiopia dengan Raja Salomo Dari Israel

Maret 28, 2016
Makeda atau Ratu Sheba yang diperkirakan lahir pada 960 SM adalah seorang ratu dari Kerajaan Shen kuno yang kisahnya disebut dalam sekarah Habeshan, Alkitab, dan Al-Qur'an. Sheba adalah nama kuno untuk Abyssinia, sebuah kerajaan di Laut Merah yang sekarang berada di sekitar Ethiopia dan Yaman.
Ia dikenal sebagai ratu cantik, kaya, dan intelektual yang menguji Raja Solomon dengan teka-teki. Makeda adalah sosok yang agak misterius dalam teks-teks kuno karena sedikit yang dijelaskan tentang hidupnya. Bahkan rincian dasar seperti namanya dan lokasi yang tepat dari kerajaannya tetap tidak menentu. Namun demikian, ia telah mempesona dan menginspirasi bangsa di Afrika Amerika, Ethiopia, Islam, dan budaya Yahudi selama hampir tiga ribu tahun.
Ilustrasi Ratu Sheba

Pada zaman kuno, wilayah Ethiopia juga dikenal dengan sebutan Nubia, Kush, Aksum, Abyssinia dan Sheba. Seribu tahun sebelum Kristus lahir, Ethiopia diperintah berdasarkan garis “Ratu Perawan”. Satu yang ceritanya yang paling terkenal dan bertahan hingga sekarang adalah Makeda, "Ratu Sheba." Tradisi yang luar biasa dari sang ratu ini tercatat di Kebra Nagast atau Kitab Kemuliaan raja-raja [dari Ethiopia], yang mana kitab ini sangat dihormati di seluruh pelosok negeri pelosok Abyssinia selama setidaknya seribu tahun dan bahkan pada masa sekarang terdapat anggapan bahwa orang-orang terdidik yang ada di Ethiopia dan sekitarnya memiliki garis keturunan atau asal-usul dari garis Raja Salomo.
Dalam Alkitab tertulis bahwa selama pemerintahannya, Salomo, raja Israel memutuskan untuk membangun sebuah kuil megah. Ketika mengumumkan usaha ini, raja mengutus utusan ke berbagai negara asing untuk mengundang pedagang dari luar negeri untuk datang ke Yerusalem dengan kafilah mereka sehingga mereka bisa terlibat dalam perdagangan di sana. Pada masa itu, Ethiopia dan Mesir merupakan wilayah yang terkenal. Raja Salomo terpesona dengan negeri Ethiopia mulai dari para perempuan Ethiopia yang cantik, sejarah yang kaya, tradisi spiritual yang mendalam dan kekayaannya yang melimpah. Raja Salomon sangat tertarik dan terlibat dalam perdagangan dengan salah satu perempuan Ethiopia yaitu Queen Makeda, seorang pedagang yang penting dengan nama asli Tamrin. Dia memberi raja 120 talenta emas, dan rempah-rempah yang sangat banyak serta batu mulia.
Ilustrasi Pertemuan Antara Ratu Sheba dang Raja Salomo

Pada awalnya kedatangan Makeda ke Yerusalem dengan tujuan diplomasi perdagangan dan ingin bertemu Raja Salomo untuk membuktikan tentang kemasyuran serta kebijasanaannya. Tetapi kemudian dinantara keduanya terjadi hubungan kasih. Makeda tidak hanya memberikan Raja berbagai hadiah tetapi juga melahirkan seorang putera Salomo yang diberi nama Menelik I yang kemudian menjadi pendiri dinasti Kerajaan Ethiopia. Oleh sebab itulah orang-orang Ethiopia hingga sekarang ini menyebut diri mereka keturunan Raja Salomo.

Bukti baru DNA juga mengungkapkan hubungan dekat antara Ethiopia dengan kelompok di luar Afrika. Bebrapa penduduk Ethiopia sekitar 40-50 genomnya lebih sesuai dengan populasi di luar Afrika. 
Kisah Ratu Sheba Dari Ethiopia dengan Raja Salomo Dari Israel Kisah Ratu Sheba Dari Ethiopia dengan Raja Salomo Dari Israel Reviewed by pkn4all on Maret 28, 2016 Rating: 5

Gua Ellora: Kuil Ganja di India

Maret 26, 2016

Di salah satu daerah di India yang bernama Maharashtra terdapat sebuah peninggalan arkeologi kuno yaitu kuil yang berada dalam gua. Kuil tersebut dikenal dengan nama Kuil Gua Ellora yang telah digunakan untuk berbagai praktik keagamaan pada masa kuno. Menurut Times of India kuil gua itu dibangun sekitar 1500 tahun yang lalu. Namun yang mengejutkan keadaan kuil gua itu masih baik, tidak terjadi pembusukkan di sana. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, para ilmuwan menemukan alasan kuil gua tersebut dalam dapat awet dengan baik. Penelitian  ini dilakukan oleh mantan ahli kima India, Rajdeo Singh dan ahli botani dari Babasaheb Ambedkar Marathwada University, Dr. MM Sardesi.

Diperkirakan kuil gua ini dibangun pada 200 SM- 1000 M. Di dalamnya terdapat 34 batu candi yang menakjubkan. Total luas di dalam kuil gua sekitar 1,2 mil (1,93 km). Kuil Gua Ellora kuno ini mewakili tiga agama utama India. Dari 34 batu candi itu, 17 diantarnya mewakili agama Hindu, 12 mewakili Budha, dan 5 mewakili Jainisme.
Di dalam gua terdapat candi-candi yang dibuat penuh akan nilai seni, beberapa diantaranya mencapai tiga tingkat. Lantai dan langit-langit dibentuk menjadi bertingkat dan halus, yang menunjukkan bahwa banyak usaha dan tenaga kerja untuk menciptakan candi.

Mengingat unsur-unsur alam seperti panas, dingin, hujan, angin, kelembaban, dan serangga menjadi faktor yang dapat merusak candi atau bangunan kuno lain tidak demikian dengan kuil gua Ellora. Hingga sekarang kondisi berbagai bangunan dan benda-benda kuno yang ada di dalam gua Ellora masih terjaga dengan baik dan utuh, tidak terjadi pembusukkan. Berdasarkan penelitian pada bagian dalam gua Ellora ditemukan cannabis satavia atau yang dikenal dengan ganja atau bhang yang telah dicampurkan dengan tanah liat dan kapur plester pada bagian dinding-dinding.
Temuan ganja ini juga telah dikonfirmasikan dengan teknologi pemindaian mikroskop elektron, transformasi fourier, infra merah spektroskopi dan studi stereo mikroskopis. Rajdeo Singh dan Dr. Sardesi menjelaskan bahwa serat ganja dapat lebih tahan lama dibandingkan serat lainnya, dan kualitas lengket dari ganja dapat membantu untuk “mengikat”. Ganja juga dapat mengatur kelembababn, mengusir serangga, serta memiliki permeabilitas uap tinggi dan bersifat higroskopis.
Namuan demikian tujuan dari penggunaan plester ganja ini lebih dari sekedar tujuan pelestarian. Plester ganja memiliki kemampuan untuk menyimpan panas sehingga tahan api, dan dapat menyerap sekitar 90 suara udara. Keadaan yang seperti ini telah dapat menciptakan lingkungan hidup yang damai bagi para biarawan di dalam gua Ellora. Sebelum penelitian ini diyakini bahwa ganja bisa melestarikan bangunan dan struktur hingga 600-800 tahun. Tetapi temuan di gua Ellora menunjukkan bahwa  ganja dapat melestarikan bangunan dan struktur hingga 1500 tahun lebih dan ganjayang digunakan jumlahnya hanya 10 % dari total keseluruhan bahan campuran plester.


Gua Ellora: Kuil Ganja di India Gua Ellora: Kuil Ganja di India Reviewed by pkn4all on Maret 26, 2016 Rating: 5

Sejarah Lahirnya Teh Dalam Peradaban Cina Kuno

Maret 24, 2016
Secangkir Teh

Teh telah menjadi bagian penting dalam tradisi bangsa Cina. Mereka mengonsumsi teh setiap hari, oleh karena itu produksi teh telah memainkan peran prnting dalam mendorong pembangunan ekonomi. Ada anggapan di Cina bahwa praktek budaya minum teh dapat membawa semangat dan kebijaksanaan manusia ke tingkat yang lebih tinggi.  Teh memiliki hubungan yang dekat dengan budaya Cina. Hal ini tidak hanya mencerminkan peradaban mereka tetapi juga ideologi. Budaya teh dapat meningkatkan status sosial dan apresiasi seni.
Perkembangan teh di Cina memiliki sejarah yang panjang. Generasi petani dan produsen telah menyempurnakan produksi teh yang membuat masing-masing daerah memiliki variasi teh yang unik. Awal mula teh di Cina berasal dari titah Kaisar Shennong yang hidup sekitar 5.000 tahun yang lalu. Ketika itu ia memerintahkan agar semua air minum harus direbus agar higenis. Suatu hari di musim panas saat Sang Kaisar melakukan perjalanan mengunjungi salah satu bagian negerinya yang jauh, ia berhenti untuk beristirahat di bawah pohon Camellia. Sesuai dengan perintahnya, para pelayan mulai merebus air untuk minum. Tanpa disangka ada daun kering dari atas pohon jatuh ke dalam air yang sedang dididihkan itu dan membuatnya menjadi berwarna cokelat. Sebagai seorang ilmuwan, Kaisar tertarik dengan air coklat itu kemudian meminumnya dan merasakan bahwa air itu sangat menyegarkan serta aromanya wangi. Menurut cerita rakyat teh Cina diciptakan pada 2737 SM.
Gambaran Kaisar Shennong Saat Menemukan Teh

Sejak penemuan Kaisar Shennong ini, teh dapat menyebar dan dinikmati di seluruh dunia. Pada awalnya bangsa Cina kuno menggunakan teh sebagai bagian dari ritual persembahan. Kemudian daun teh dimakan sebagai sayuran dan digunakan dalam pengobatan. Hingga Dinasti Han (2.000 tahun yang lalu) teh adalah minuman baru. Sementara itu pada Dinasti Sui (581 M- 618 M), teh digunakan untuk obat. Pada abad ke-4 dan 5, beras, garam, rempah-rempah, jahe dan jeruk merupakan bahan-bahan yang ditambahkan dalam campuran teh. Pada periode Dinasti Tang (618 M-907 M), minum teh merupakan sebuah bentuk seni dan minuman ini dapat dinikmati oleh semua kelas sosial.
Gambaran Masyarakat Cina Kuno Minum Teh

Teh menjadi minuman populer di biara-biara Budha setelah kafein karena teh dapat menjaga para biarawan selama berjam-jam untuk meditasi. Bubuk teh mulai populer selama Dinasti Song (960 M-1279 M), tetapi kemudian menghilang setelah Dinasti Yuan (1279 M-1368M). Masuknya beragama budaya asing membuat masyrakat Cina terbiasa minum teh kental dari daun semenjak Dinasti Yuan dan terus minum teh dengan cara seperti ini hingga sekarang.


Sejarah Lahirnya Teh Dalam Peradaban Cina Kuno Sejarah Lahirnya Teh Dalam Peradaban Cina Kuno Reviewed by pkn4all on Maret 24, 2016 Rating: 5

Fakta Baru: Manusia Neanderthal Adalah Nenek Moyang Bangsa Afrika Utara

Maret 16, 2016
Analisa penelitian yang dipercaya selama ini berpendapat bahwa satu-satunya manusia modern yang nenek moyangnya tidak kawin manusia Neanderthal adalah bangsa Sub-Sahara Afrika atau Afrika Utara. Tetapi temuan baru menunjukkan sebaliknya yaitu bahwa manusia modern Afrika Utara tenyata juga memiliki jejak genetik dari Neanderthals  (manusia yang memiliki kekerabatan terdekat dengan manusia modern dan telah punah).
Manusia modern adalah anggota manusia (mahluk hidup) dari garis keturunan Neanderthal. Analisis genetik dari fosil manusia yang telah punah mengungkapkan bahwa mereka (manusia Neanderthal) telah kawin dengan nenek moyang kita (dalam hal ini khusus ditujukan untuk bangsa Eurasia). Penelitian terakhir menunjukkan bahwa hanya terdapat 1 persen DNA Neanderthal dalam genom manusia modern, tetapi penelitian baru mengatakan bahwa terdapat 4 persen. Antara Manusia Neanderthal dan manusia modern yang berhubungan intim jarang menghasilkan keturunan. Meskipun demikian percampuran keduanya telah menghasilkan keturunan dengan sistem kekebalan tubuh yang kuat walau awalnya jumlahnya sedikit.

Ilustrasi Komunitas Neanderthal

Geneom Neanderthal menunjukkan bahwa orang luar Afrika berbagi mutasi genetik lebih banyak dengan Neanderthal daripada orang Afrika. Sebagian besar manusia modern kawin dengan Neanderthal setelah keturunan manusia modern mulai muncul di luar Afrika setidaknya pada 100.000 tahun yang lalu. Sementara itu terdapat skenario lain yang lebih kompleks yaitu bahwa leluhur Afrika, Neandethal serta manusia modern tertentu (kemungkinan Eurasia) pernah hidup dalam suatu populasi (di wilayah Afrika Utara) mulai sekitar 230.000 tahun yang lalu. Masing-masing kelompok ini meninggalkan genetik yang berbeda-beda terhadap keturunanya di Afrika Utara.
Para peneliti berfokus pada 780.000 varian genetik yang didapat dari 125 orang yang mewakili 7 lokasi yang berbeda di Afrika Utara. Hasilnya mereka menemukan bahwa Afrika Utara memiliki varian genetik yang lebih dinamis terkait dengan Neanderthal daripada wilayah Afrika lain. Tinkat varian genetik anatara Afrika Utara yang bercampur dengan Neanderthal adalah setara dengan yang dimiliki orang Eurasia modern.
Para ilmuwan juga menemukan sinyal genetik Neanderthal ini lebih tinggi pada populasi Afrika Utara yang nenek moyangnya relatif memiliki sedikit perkawinan dengan manusia modern Timur Dekat atau bangsa Eropa.  Ini menunjukkan bahwa terjadi pencampuran langsung dengan Neanderthal pada masa kuno, dan tidak terjadi kawin silang dengan manusia modern lainnya yang nenek moyangnya mungkin telah kawin dengan Neanderthal.
Kelompok sub sahara adalah satu-satunya populasi modern hasil campuran langsung Neanderthal asli.  Meskipun demikian para peneliti mengatakan temuan mereka tidak menyatakan bahwa Neanderthal terlebih dulu masuk Afrika dan membuat kontak intim dengan Afrika Utara kuno. Sebaliknya mereka menyatakan bahwa kontak terjadi di luar Afrika, kemungkinan di Timur Dekat, dan bahwa terjadi migrasi kembali ke Afrika dari beberapa kelompok yang kemudian menghuni Afrika Utara. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa kelompok ini awalnya mungkin dari Afrika Timur yang melakukan diaspora ke luar Afrika dan kemudian kembali lagi dan menetap di Afrika Utara.


Fakta Baru: Manusia Neanderthal Adalah Nenek Moyang Bangsa Afrika Utara Fakta Baru:  Manusia Neanderthal Adalah Nenek Moyang Bangsa Afrika Utara Reviewed by pkn4all on Maret 16, 2016 Rating: 5

Urbanisasi dan Kehancuran Kota-Kota Kuno di Mesopotamia

Maret 16, 2016
Secara sederhana urbanisasi berarti perpindahan penduduk dari desa ke kota. Dalam arti yang lebih luas urbanisasi merupakan proses dimana masyarakat pedesaan tumbuh untuk membentuk kota atau pusat kota dengan memperluas kota. Bagi kota-kota besar sekarang urbanisasi menjadi permasalahan dalam kehidupan di kota. Urbanisasi bukanlah sebuah hal baru, kota-kota dalam peradaban kuno juga mengalami permasalahn ini. Sejarah Urbanisai telah dimulai sejak Mesopostamia kuno di Periode Uruk.

Lukisan Salah Satu Sudut Kota Uruk

Uruk atau Ur merupakan kota pertama yang muncul di wilayah Mesopostamia sekitar 4500 SM. Sebenarnya bangsa Sumeria telah mempunyai “kota pertama” yang bernama Eridu yang didirikan pada 5400 SM tetapi tidak kota ini belum dapat didefinisikan sebagai sebuah kota. Di Eridu masyarakat hidup lebih pastoral sementara di Uruk masyarkat bergeser ke gaya hidup urban.
Struktur dan kemananan hidup di kota telah menarik penduduk dari daerah ke pusat-pusat perkotaan. Tetapi ada juga teori yang berpendapat bahwa rakyat secara paksa dihapuskan dari kepemilikkan tanah pertanian karena tanah diambil oleh pemerintah untuk dijadikan tanah negara. Ini membuat rakyat pergi ke kota. Tetapi teori ini tidak dapat digeneralisasikan untuk seluruh kota termasuk Mesopostamia.
Pada tahun 2600 SM, Ur adalah kota metropolis yang berkembang. Bahkan pada 2900 SM Kota Ur memilliki tembok yang mengelilinginya yang mana di dalamnya terdapat 65.000 ribu penduduk. Urbanisasi yang terjadi di Ur membuat kota diperluas hingga keluar dari pusat kota. Ini membuat tanah pertanian yang ada di dekat kota menjadi hilang. Penggunaan tanah yang berlebihan dan terjadinya pergeseran alam yang misterius di Efrat membuat air menjadi sulit didapatkan di Ur. Alasan ini membuat Ur mulai ditinggalkan penghuninya pada 650 SM, sementara Eridu yang juga mengalami nasib yang sama juga mulai ditinggalkan pada 600 SM.

Kota Uruk Dikelilingi Tembok

Banyak faktor yang menyebabkan kota-kota pada masa kuno menjadi hancur seperti adanya peperangan atau serbuan dari pihak asing. Kota Ur juga pernah diserbu oleh bangsa Sargon dari Akkad pada 2340 SM tetapi kota ini tetap masih dapat bertahan. Dari sekian banyak faktor dalam teori kehancuran kota-kota kuno, urbanisasi merupakan faktor dominan. Urbanisai telah mengakibatkan penggunaan tanah yang berlebihan yang berhasil menghilangkan tanah pertanian di sekitarnya. Padahal pertanian adalah hal penting dalam keberlangsungan hidup komunitas karena berkaitan dengan pangan.

Di pusat kota Ur serta di semua kota di Mesopotamia kuno terdapat kuli besar yang difungsikan untuk acara seremonial, komersial, dan sosial. Kegiatan keagamaan seperti festival merupakan waktu pertemuan sosial yang utama. Dalam kesempatan ini sering digunakan untuk mendistribuskan surplus dan pasokan pangan ke rakyat kota. Para imam di kuil dan juga penguasa kota sangat bertanggung jawa pada 3400 SM bertanggung jawab untuk distribusi ini dan sangat bergantung pada petani sekitar untuk memasok pangan yang mereka butuhkan. Kelebihan produksi pangan tidak hanya mengguntungkan penduduk desa tetapi juga telah meningkatkan perdagangan jarak jauh dengan kota-kota lain di sepanjang Sunga Efrat seperti Tikrit dan Eridu. Urbanisasi yang terus menerus membuat kebutuhan bahan pangan yang terus meningkat. Lahan pertanian yang semakin sedikit serta isi tanah yang “dikuras” membuat sumber daya alam menjadi hancur yang berakibat pada produksi pertanian menurun. Hal ini menyebabkan kota menjadi kekurangan pangan dan ditinggalkan.
Urbanisasi dan Kehancuran Kota-Kota Kuno di Mesopotamia Urbanisasi dan Kehancuran Kota-Kota Kuno di Mesopotamia Reviewed by pkn4all on Maret 16, 2016 Rating: 5

Pasukan Militer India Kuno

Maret 15, 2016
India memiliki banyak kisah yang berkaitan dengan peperangan pada masa lampau. Ini disebabkan karena peradaban India merupakan salah satu yang tertua di dunia. Bangsa India kuno telah memiliki pasukan tentara sejak ribuan tahun yang lalu. Hal yang menarik dari pasukan tentara ini adalah tidak hanya berupa manusia juga terdiri dari binatang serta menggunakan atribut yang dapat dikatakan maju.



Gajah
Dalam bahasa Sansekerta Gajah disebut Gaja. Bangsa India terkenal “berhubungan dekat” dengan gajah dan menjadi bangsa pertama yang menggunakan gajah dalam peperangan. Gajah menjadi bagian kemiliteran India sejak masa kuno yaitu sekitar 1500 SM dan berakhir pada 1800an M. Selain itu gajah juga menjadi simbol kekayaan dan kekuasaan. Seorang Raja yang besar akan dinilai dari berapa banyak gajah yang dimilikinya. Ahli strategi perang bangsa Maurya yang legendari yaitu Kautilya mengklaim bahwa rajanya memiliki 21.000 ekor gajah.
Di medan perang, tubuh gajah akan dilapisi pakaian dari lapis baja yang berat, sehingga dapat digunakan sebagai benteng. Taring gajah digunakan untuk mengayunkan bola besi yang besar. Sebuah pedang beracun juga akan diikatkan di taring gajah. Punggung gajah akan diduduki hingga enam pemanah. Dengan demikian gajah merupakan senjata yang paling ampuh untuk dapat mematahkan barisan musuh.



 Kereta Perang (Ratha)
Kebanyakan para ahli sejarah mendeskripsikan bahwa gajah adalah kereta perang India kuno . Sebenarnya, militer India juga memiliki kereta perang sebagai tulang punggung bagi tentaranya. Bentuknya hampir mirip dengan kereta perang bangsa Mesir kuno. terbuat dari besi, kayu dan dihiasi dengan emas serta memiliki empat roda. Kereta perang terkecil dinaiki oleh 2 orang yaitu kusir dan pemanah. Sementara yang terbesar dapat menampung 7 orang dan ditarik oleh 6 kuda. Kereta perang ini digunakan dalam pertenpuran jarak dekat.

Cavalry atau Pasukan Berkuda
Pasukan militer India Kuno juga diperkuat dengan pasukan berkuda yang benrnama Turanga. Meskipun demikian peran mereka tidak begitu penting dalam militer, kecuali dalam kasus Kerajaan Rajput di India Barat. Mereka mampu menyerang Kerajaan Mughal.

Infanteri

Sebagian besar pasukan militer India kuno terdiri dari infantri. Dalam peperangan jarak dekat, senjata yang umum mereka gunakan adalah pedang.  Semantara itu sebagian besar pemanah menggunakan busur seperti milik Inggris. Busur itu tingginya bisa menyamai tinggi manusia. Peperangan kuno bangsa India jauh lebih besar dari skala peperangan yang pernah terjadi di Eropa. Lautan peperangan di India kuno akan dipenuhi dengan pasukan infantri, kereta perang dan gajah.

Taktik
India merupakan salah satu negara pertama  yang menggunakan taktik, divisi, dan formasi dalam peperangan. Komandan akan mengatur pasukannya ke berbagai formasi atau vyuha. Formasi yang terkenal pada periode India Kuno yaitu Chakra (roda), Suchi (jarum), Padma (teratai), dan Garuda (elang).

Peralatan
Pakaian perang yang digunakan berbeda-beda di seluruh India. Beberapa daerah menggunakan pakaian perang yang terbuat dari besi, baja, dan plat kulit yang mirip dengan baju perang Eropa. Sementara prajurit dari daerah selatan tidak memakai baju sama sekali karena iklim yang panas. Beberapa daerah hanya memakai pakaian dari sutra, kerena panah tidak dapat menembus serat sutera. Persenjataan mereka juga unik dan yang paling terkenal adalah pisau kukri dan senjata cakar harimau yang digunakan oleh pembunuh.

Pasukan Militer India Kuno Pasukan Militer India Kuno Reviewed by pkn4all on Maret 15, 2016 Rating: 5

Desain Rumah Bangsa Israel Kuno

Maret 14, 2016
Selama akhir abad ke-13 SM hingga 12 SM di dataran tinggi Kanaan mulai bermunculan rumah-rumah Israel yang disebut “The Four Room House” atau rumah empat kamar. Pembangunan rumah ini didasarkan akan kebutuhan sosial ekonomi yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan. Bentuk khas dari rumah Israel kuno ini berbentuk bujur sangkar (segi empat) yang dibagi menjadi tiga, empat atau lebih kamar. Desain rumah ini populer hingga abad ke-11 SM. Sebuah ruang yang lebih besar terletak di tengah rumah yang dipisahkan oleh satu atau dua baris pilar batu  dengan sebuah pintu masuk yang mengarah ke halaman luar. Pintu ini terletak di tengah, jadi jika pintu dibuka maka dari luar rumah dapat melihat bagian ruang tengah. Tidak jarang masyarakat Israel saat itu memberikan variasi dengan menambahkan ruangan, tetapi konsep dasar dari desain rumah sesuai dengan uraian di atas.
Ilustrasi Rumah Israel Kuno Dilihat Dari Luar
Pada halaman rumah sering ditempatkan perkakas yang terbuat dari tanah liat atau lumpur seperti oven batu bata dan tungku untuk memasak. Halaman juga untuk mengembalakan ternak. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas tugas domestik di luar ruangan, terutama karena beberapa kamar di dalam juga sering dimanfaatkan untuk kandang ternak seperti sapi, domba dan tempat penyimpanan. Meskipun demikian terdapat juga yang membuat dapur di dalam rumah. Terdapat pula perapian di masing-masing rumah. Rumah dengan struktur bertingkat (bahkan hingga tiga tingkat) juga menjadi favorit.  Jika memiliki rumah bertingkat, maka aktivitas tidur dan makan di lantai atas, sementara lantai bawah untuk kandang ternak atau binatang peliharaan. 
Ilustrasi Rumah Israel Kuno Dilihat Dari Dalam
Bagian paling atas yang merupakan atap rumah memiliki struktur datar yang digunakan untuk mengeringkan bahan makanan. Untuk menuju ke lantai paling atas yaitu atap maka harus melalui tangga yang berada di luar rumah. Untuk melindungi rumah Dalam hal, umumnya masyarakat membuat dinding perimeter yang mengelilingi rumah beserta halamannya. Tetapi dinding tersebut tidak dibuat terlalu tinggi  dan pintu masuk berada di tengah.  Tujuan pembuatan dinding ini untuk perlindungan dari perampok dan hewan liar yang suka menyerang ternak. Ada yang berpendapat bahwa bentuk rumah ini sebuah praktik yang sesuai dengan gaya hidup masyarakat Israel yang agropastoral serta mencerminkan sifat egaliter masyarakat saat itu.


Desain Rumah Bangsa Israel Kuno Desain Rumah Bangsa Israel Kuno Reviewed by pkn4all on Maret 14, 2016 Rating: 5

Ritual Perayaan Kelahiran Dalam Peradaban Kuno

Maret 12, 2016

Kelahiran hampir selalu dirayakan dengan sukacita. Hadirnya mahluk hidup baru dalam wujud bayi manusia merupakan simbol harapan baru yang dapat membawa kegembiraan. Melahirkan merupakan proses yang sulit dan menyakitkan bagi perempuan bahkan terkadang dapat membahayakan nyawa. Oleh sebab itu, masyarakat akan mengiringi dengan doa dan berbagai ritual selama proses kehamilan, kelahiran, dan setelah kelahiran. Tradisi ritual yang berhubungan dengan kelahiran telah dilakukan oleh bangsa-bangsa kuno yang hidup pada masa lampau.

Mesir Kuno
Perempuan Mesir kuno tidak mengenal ritual selama kehamilan atau baby shower seperti dalam budaya barat. Ritual perayaan baru akan terjadi ketika sang ibu telah menjalani proses persalinan. Dalam periode Kerajaan Lama Mesir, 14 hari setelah melahirkan baru prosesi ritual akan dimulai. Sang ibu beserta keluarganya akan mengunjungi kuil. Bayi akan akan dipersembahkan di hadapan Dewa. Ritual yang mereka lakukan di kuil tidak hanya berdoa tetapi juga membuang tali pusat dan plasenta bayinya. Kegiatan ini merupakan bentuk penyambutan bagi kehidupan baru.

Patung Yang Meilustrasikan Perempuan Mesir Sedang Menyusui Bayinya


Yunani
Seperti bangsa Mesir, Yunani kuno melakukan perayaan setelah proses kelahira. Ketika sorang anak lahir, maka ibu dan “bidan” akan berteriak dengan suara melengking sebagai penanda. Setelah itu tali pusar bayi akan dipotong, ibu dan bayi juga akan dimandikan. Selama 10 hari mereka akan dijaga agar tetap “murni” (diam di dalam rumah) dan selama 5 hari akan dibantu untuk mengurus bayi.
Pada hari kelima atau ketujuh setelah kelahiran, akan diadakan upacara penyambutan bayi yang bernama Amphidrimia. Dalam upacara ini sang ayah akan berjalan di sekitar perapian beberapa kali yang melambangkan integrasi bayi /penyatuan ke dalam rumah atau keluarga. Dalam sebuah ritual yang disebut Dekade (yang artinya hari kesepuluh) ibu akan baru dapat kembali ke tengah mayarakat (diperbolehkan keluar rumah) yang ditandai dengan sebuah perjamuan makan yang dihadiri oleh kerabat dan teman-teman. Bagi wanita zaman ini, melahirkan adalah satu-satunya cara untuk memperoleh pengakuan dari laki-laki dan pernikahan tanpa menghasilkan anak memiliki resiko yang besar berujung perceraian.
Ilustrasi Proses Kelahiran Dalam Seni Yunani Kuno

Romawi Kuno
Setelah proses kelahiran, bangsa Romawi kuno memliki banyak ritual traidis yang sering melibatkan anak-anak, roh, dan banyak dewa dari agama Romawi. Jika bangsa lain memandang kelahiran sebagai suatu hal yang membahagiakan tidak demikian dengan bangsa Romawi. Ini disebabkan karena sering kali perempuan meninggal saat melahirkan karena metode berbahaya yang digunakan selama persalinan. Namun, juga terdapat masalah lain yaitu keguguran yang mengakibatkan perempuan Romawi takut memiliki bayi.
Terkadang perempuan Romawi juga tidak menyadari jika mereka sedang hamil. Dengan mengabaikan kehamilan tentunya akan mempengaruhi bayinya akibatnya dapat mengalami keguguran. Tetapi jika semuanya dapat berjalan dengan lancar, bayi dapat lahir, maka ini akan menjadi kesempatan yang paling menakjubkan bagi ayah dan ibu sang bayi. Secara khusus sang ayah akan mengangkat tinggi bayinya untuk membuktikan bahwa dia adalah ayah dari sang bayi.
Patung Pria Romawi Kuno Yang Menggendong Bayinya

Beberapa hari setelah kelahiran yaitu sembilan hari untuk bayi laki-laki dan delapan hari untuk bayi perempuan, seorang bayi akan diberi nama yang dipilihkan oleh orang tua. Bayi juga akan diberikan hadiah berupa liontin khusus bernama bula yang dipakaikan di lehernya. Bula ini berisi jimat yang melambangkan kebaikan karena diyakini dapat memberikan aura perlindungan bagi sang bayi. Bula dikaikan oada rantai atau tali. Seorang perempuan Romawi akan menggunakan bula sampai menjelang pernikahan mereka. Sementara anak laki-laki akan menggenakan bula hingga mereka secara resmi menjadi warga negara. Seseorang akan dapat menggenakan bulanya lagi jika ia berhasil mendapatkan sebuah penghargaan/prestasi. Misalnya, jika ia berhasil berhasil menjadi jenderal yang sukses maka ia akan memakai bula di parade upacara untuk melindunginya dari kejahatan.

Sampai pada abad ke 3 M, orang tua di wilayah Kekaisaran Romawi kuno wajib mendaftaran bayi  maksimal tiga puluh hari setelah kelahiran bayi. 
Ritual Perayaan Kelahiran Dalam Peradaban Kuno Ritual Perayaan Kelahiran Dalam Peradaban Kuno Reviewed by pkn4all on Maret 12, 2016 Rating: 5

Kota Tertua di Dunia Yang Menjadi Istana Ratu Ester

Maret 10, 2016
Salah Satu Reruntuhan Kota Kuno Susan Pada Masa Sekarang
Susa atau Susan menjadi kota tertua di dunia yang pernah ditemukan. Periode keberlangsungan kota ini dari 4200 SM hingga 1218 M. Awalnya kota ini merupakan kota utama dari bangsa Elam serta menjadi ibukota dari Kerajaan Persia dan Parthia. Kota tua yang indah ini terletak di sungai Choaspes dan Eumeus (Baca Kitab Daniel 8: 2) dan sekarang kedua sungai itu bernama Karheh dan Dez. Oleh bangsa Elam kota yang subur ini karena berada di pegunungan Zagros, dijadikan benteng pada tahun 4000 SM.
Raja Asyur, Ashurbanipal menghancurkan kota ini pada 645-640 SM untuk membalaskan kekalahan bangsa Mesopotamia oleh bangsa Elam. Kemudian dibangun kembali dan dihuni, tetapi kota ini kembali hancur karena ditaklukkan oleh Raja Persia, Cyrus yang Agung pada 538 M. Kekaisaran persia menjadikannya sebagai ibukota kerajaan semenjak pemerintahan Cambyes II.  Raja Persia berikutnya, Darius Agung (549-485 SM) menyukai tempat ini dan mendirikan kediaman di kota ini.
Peta Letak Kota Susan
Nabi Ibrani, Daniel juga tinggal dan dimkamkan di sini. Dalam kitab Ester juga diceritakan tentang kota Susa yang menjadi istana Ratu Ester, istri Raja Ahasyweros. Kisah berawal dari Raja Ahasyweros yang wilayah kekuasaannya dari India hingga Ethiopia. Raja mengeluarkan perintah agar membunuh seluruh orang Yaudi di negerinya. Peristiwa genosida ini berhadil digagalkan oleg Ratu Ester yang juga merupakan orang Yahudi.
Setelah itu kekaisaran dipimpin oleh Raja Artaxerxes I (465-424 SM), pada masa periode ini terjadi kebakaran besar yang menghancurkan sebagian besar kota Susan. Raja Aetaxerxes II atau Menemon (404-358 SM) berhasil kembali membangun kota ini dengan megah.
Salah Satu Kastil Kuno di Kota Susan
Sebenarnya di wilayah Kekaisaran Persia terdapat kota besar lainnya yaitu Pasargadae, Persepolis, dan Ecbatana, tetapi kota Susan adalah yang paling terkenal. Setelah kekalahan dan kehancuran Kekaisaran Achaemenid oleh Alexander Agung dan kemudian disusul dengan kematian Alexander Agung, kota Susan menjadi bagian dari Kekaisaran Seleucid yang kemudian dikenal sebagai kota Seleukia. Kota ini tetap menjadi pusat inteletual dan budaya yang penting sampai tahun 638 M ketika tentara Muslim berhasil merebut kota ini. Kota Susan menjadi hancur dan kembali dibangun serta berkembang. Pada tahun 1218 M, invasi Mongol membuat kota ini hancur selamanya.

Pada masa sekarang kota ini bernama kota Shush dan menjadi bagian dari negara Iran. Masih terdapat beberapa reruntuhan yang menjadi tanda kejayaan kota ini pada masa lampau. Oleh UNESCO kota Shush telah ditetapkan sebagai situs warisan dunia.
Kota Tertua di Dunia Yang Menjadi Istana Ratu Ester Kota Tertua di Dunia Yang Menjadi Istana Ratu Ester Reviewed by pkn4all on Maret 10, 2016 Rating: 5

Saat Peradaban Kuno Memandang Gerhana

Maret 09, 2016
Banyak peristiwa alam yang terjadi di bumi ini, ada yang nampak menakutkan tetapi ada pula yang nampak indah. Salah satunya adalah gerhana, baik itu matahari dan bulan yang menimbulkan kegelapan di bumi ini untuk sementara waktu. Bagi manusia modern, peristiwa ini harus dinikmati karena keindahannya. Tidak demikian dengan manusia kuno, hadirnya kegelapan ketika peristiwa ini sangat ditakuti. Di beberapa peradaban kuno yang telah maju seperti di Babilonia dan Cina, peristiwa gerhana telah dicatat pada 4.000 tahun yang lalu. Sementara itu, Mesir telah mengamati peristiwa ini sejak 4.5000 tahun yang lalu.
Perhitungan astronomi memungkinkan para astronom untuk menghitung tanggal dan jalannya gerhana terakhir dengan akurasi yang besar. Beberapa catatan gerhana kuno sangat akurat dan signifikan. Para astronom telah memeriksa catatan gerhana kuno untuk mengukur tingkat putaran bumi pada porosnya selama ribuan tahun.


Cina Kuno
Dalam keyakinan bangsa Cina kuno, gerhana matahari dan bulan dianggap sebagai tanda-tanda dari surgawi yang akan meramalkan masa depan Kaisar. Oleh karena itu memprediksi waktu terjadinya gerhana merupakan hal yang penting dalam kelangsungan negara. Pada sekitar 4.000 tahun yang lalu, 2 orang ahli astronomi Cina dijatuhi hukuman mati karena salah memprediksi waktu terjadinya gerhana.
Bangsa Cina percaya bahwa gerhana matahari terjadi karena naga memakan matahari. Demikian pula ketika terjadi gerhana bulan, bahwa bulan dimakan oleh matahari. Istilah gerhana dalam bahasa Cina adalah “Chih” yang artinya makan. Ketika gerhana terjadi, masyarakat Cina kuno akan memukul drum dan panci agar menimbulkan suara keras yang diyakini akan membuat naga takut lalu pergi. Mulai abad ke-19, angkatan laut Cina menembakkan meriam selama gerhana.


Mesopotamia
Astronomi juga telah berkembang di Mesopotamia, yang terletak di dataran antara dua sungai besar Tigris dan Efrat. Seperti astronom China, para astronom Mesopotamia mengamati gerakan Matahari, Bulan dan planet-planet dengan hati-hati dan mencatatnya serta menggagapnya sebagai petunjuk dari surga. Dunia astronomi Mesopotamia telah dianggap memberikan kontribusi luar biasa untuk astronomi kuno.
Tiga catatan gerhana matahari yang terkenal dibuat di Mesopotamia; salah satunya adalah gerhana pasa 3 Mei 1375 SM, yang terlihat di kota Ugarit (kini terletak Suriah). Peristiwa gerhana matahari total "yang merubah  siang menjadii malam" terjadi pada 31 Juli 1036 SM . Sementara itu catatan Asyur untuk gerhana matahari terjadi pada 15 Juni 763 SM yang diamati di kota Niniwe.

Yunani Kuno
Para astronom Yunani kuno telah membuat kontribusi yang luar biasa untuk astronomi dan karya-karya mereka tetap berpengaruh sampai zaman Renaissance. Eratosthenes (276SM-194 SM) memperkirakan keliling Bumi dengan akurasi yang luar biasa dengan mengukur sudut dari bayang-bayang yang terjadi pada siang hari di Aswan dan Alexandria pada hari titik balik matahari musim panas.
Aristarchus ( 320SM-250 SM) membuat perkiraan kasar dari diameter bulan dan mengusulkan model heliosentris pertama. Dalam model ini, Matahari, bukan Bumi, adalah pusat dari alam semesta. Hipparchus (190-120 SM) melakukan pengukuran pertama presesi dan menyusun katalog bintang pertama.

Para astronom Yunani kuno memiliki pengetahuan yang besar juga tentang gerhana. Sebuah fragmen puisi yang dituli Archilochus (680SM-645 SM), yang adalah seorang penyair dan tentara Yunan, tampaknya jelas menggambarkan gerhana matahari total yang tejadi pasa zamannya:

Tidak ada di luar harapan,
tidak ada yang tidak mungkin untuk bisa disumpah,
tidak ada yang indah, karena Zeus,
ayah dari Olympians,
membuat malam dari tengah hari,
menyembunyikan cahaya Matahari bersinar,
dan tiba laki-laki menjadi takut

Herodotus, bapak sejarah dan filsu Yunani, yang hidup pada abad 5 SM, menyebutkan bahwa Thales (624 SM-547 SM), memprediksi gerhana matahari pada 28 Mei 585 SM akan mengakhiri konflik serta peperangan antara Lidia dan Media. Dan kenyataanya hal ini benar terjadi, ketika Lidia dan Media sedang berperang di siang hari, tiba-tiba terjadi gerhana matahari. Setelah gerhana selesai kedua negara ini bersepakat untuk berdamai.

Claudius Ptolemy (ca. 87-150 CE) menulis tentang gerhana dalam karya epiknya “Almagest”. tulisannya menunjukkan bahwa ia mempelajari orbit bulan dengan akurat dan memiliki skema canggih untuk memprediksi gerhana matahari dan bulan.
Saat Peradaban Kuno Memandang Gerhana Saat Peradaban Kuno Memandang Gerhana Reviewed by pkn4all on Maret 09, 2016 Rating: 5

Sepuluh Fakta Unik Bangsa Viking

Maret 07, 2016


Apa yang ada dibenak jika membayangkan bangsa Viking?. Tubuh yang besar dan kekar, wajah bringas, kasar, pemberani, perompak yang kejam, senang berkelahi, dan sebagainya. Gambaran tersebut biasanya didapatkan berdasarkan kisah dari film-film action dan tidak sepenuhnya benar. Sebagai sebuah bangsa yang kuat, mereka juga memiliki sisi karakter dan kepribadian selayaknya manusia yang lain. Berikut adalah spuluh pembahasan perilaku bangsa Viking yang unik dan jarang diketahui masyarakat.
A.   Bangsa Viking tidak memakai helm bertanduk.
Sering kali dalam visualisasi modern kita melihat prajurit Viking menggunakan helm bertanduk untuk menutupi kepalanya. Tentunya ini membuat mereka telihat semakin garang. Tetapi kenyataannya benda-benda arkeologis peninggalan bangsa Viking tidak ada helm betanduk yang ada hanyalah tanduk hewan biasa. Demikian pula berdasarkan cerita atau lukisan kuno, bangsa Viking tidak nampak seperti itu. Semua ini berawal dari sebuah lukisan Viking dari seorang pelukis pada abad ke-19. Ia terinspirasi dari diskrispi penulis sejarah Yunani dan Romawi kuno yang menyatakan bahwa bangsa Jerman dan Eropa Utara menggunakan helm bertanduk dalam upacara. Sementara itu periode Yunani dan Romawi kuno jauh sebelum periode Viking.


B.   Hobi Beres-Beres atau Menyukai Kebersihan
Apabila melihat aktivitas bangsa Viking seperti medayung perahu dan memenggal kepala musuh, maka tentu mereka akan memiliki bau badan yang menyengat. Justru sebalinya, berdasarkan penggalian situs Viking, ditemukan pinset, pisau cukur, sisir, dan pembersih telinga yang terbuat dari tulang dan tanduk hewan. Mereka juga mandi seminggu sekali lebih sering dari orang Eropa lainnya dan menyukai untul berendam di sumber air panas alam.

C.   Memiliki sebuah cairan khusus untuk proses pembakaran
Bangsa Viking telah menggunakan sebuah cairan khsus untuk dapat menciptakan api. Dari mana mereka mendapatkan cairan itu?. Dalam kesehariaanya mereka tidak ragu untuk memanfaatkan limbah manusia. Jamur yang sudah dikumpulkan akan direbus dengan urin manusia hingga mendidih. Proses ini akan menghasilkan natrium nitrat yang memang ada dalam air seni, cairan dari perebusan ini akan dapat membuat api menjadi membara, sehingga dimanapun juga mereka dapat membuat api.

D.  Mengubur mayat di kapal
Tidak ada yang meragukan bahwa bangsa Viking mencintai perahu meraka dan suatu kehormatan apabila dikebumikan di dalam perahunya. Dalam keyakinan agama Norse, prajurit gagah berani akan memasuki alam meriah dan mulia setelah kematiaanya. Oleh sebab itu mereka berpikir bahwa kapal akan membantu mereka mencapai tempat itu. Prosesi pemakaman di kapal ini berbeda-beda yang didasarkan dari status sosial. pJenazah Perompak Viking dan perempuan terpandang akan ditaruh di kapal dengan dikelilingi dengan senjata, barang berharga, dan terkadang para budak juga akan dikorbankan.


E.   Bangsa Viking aktif dalam perdagangan budak.
Ternyata banyak dari Bangsa Viking yang menjadi kaya dari perdagangan manusia. Mereka akan menangkap dan memperbudak perempuan dan laki-laki muda di wilayah Anglo Saxon, Celtic, dan pemukiman Slavia. Kemudian akan dijual di pasar budak yang hampir ada seluruh wilayah Eropa dan Timur Tengah.

F.   Perempuan Viking memiliki hak-hak dasar.
Rata-rata perempuan Viking menikah pada umur 12 tahun dan harus siap ketika ditinggal suaminya untuk berlayar. Namun demikian mereka memiliki lebih banyak kebebasan daripada perempuan lain pada masa itu. Asalkan perempuan Viking tersebut bukanlah seorang budak, maka mereka bisa mewarisi properti, meminta cerai dan meminta kembali mahar mereka jika pernikahan berakhir.

G.  Pria Viking menghabiskan sebagian besar waktu mereka untuk bertani
Hal ini mungkin diluar dugaan. Memang beberapa pria Viking mengacungkan pedang, menjadi perompak yang membakar desa-desa tetapi sebagian besar memegang sabit untuk memangkas jelai, gandum, dan tanaman lain. Mereka juga mengurus sapi, kambing, babi, dan domba di pertenakan kecilnya yang biasanya menjadi sumber makanan yang cukup untuk menghidupi keluarga.

H.  Bangsa Viking bermain ski untuk bersenang-senang.
Penduduk Skandinavia telah mengembangkan ski primitif setidaknya mulai 6.000 tahun yang lalu. Meskipun bangsa Rusia kuno lebih awal lagi menemukan permainan ski ini. Bangsa Viking menggangap bermain ski sebagai cara yang efisien untuk berkeliling dan menjadi rekreasi yang populer. Bahkan mereka menyembah Dewa Ski, Ullr.

I.     Pria Viking senang berambut pirang.
Ternyata pria Viking termasuk ke dalam golongan maskulin. Mereka memperdulikan penampilan mereka, terutama soal rambut. Mereka akan menggunakan sabun yang dengan kadungan alkali yang tinggu untuk pemutih rambut. Bahkan di beberapa daerah jenggot juga ikut diputihkan. Sebenarnya mereka melakukan ini tidak hanya untuk alasan estetika tetapi juga untuk kesehatan yaitu menghindari kutu dan tikus.


J.   Bangsa Viking bukan merupakan satu kesatuan.
Bangsa Viking tidak saling mengenal. Istilah Viking merupakan penyebutan bagi semua orang yang tinggal di Skandinava yang melakukan ekpedisi ke luar negeri. Selama “Viking Age”, daerah yang dikatakan sebagai asal Viking adalah Denmark, Norwegia, dan Swedia yang masing-masing dipimpin oleh kepala suku. Terkadang mereka sering berperang antara yang satu dengan yang lainnya jika mereka sedang tidak “mendatangkan malapetaka di negeri asing” (melakukan penjarahan/berbuat onar di luar negeri).
Sepuluh Fakta Unik Bangsa Viking Sepuluh Fakta Unik Bangsa Viking Reviewed by pkn4all on Maret 07, 2016 Rating: 5
ads 728x90 B
Diberdayakan oleh Blogger.